SEWAKTU.com — Perdebatan tajam antara Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Greenpeace Indonesia mencuat dalam diskusi publik bertema tambang nikel Raja Ampat baru-baru ini menjadi sorotan warganet.
Perbedapat keduanya disiarkan dalam program Rosi dan dipandu langsung oleh Rosianna Silalahi.
Forum ini mempertemukan Ulil Abshar Abdalla, Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) PBNU, dan Iqbal Damanik, Juru Kampanye Hutan dari Greenpeace Indonesia.
Dalam paparannya, Ulil memperkenalkan konsep “reasonable environmentalist” yaitu pendekatan yang mengedepankan pelestarian lingkungan namun tetap mempertimbangkan realitas sosial dan ekonomi masyarakat.
“Sekarang ini harga listrik di Jerman dan Inggris naik berlipat-lipat karena mereka melakukan transisi energi yang terburu-buru ke non-fosil,” kata Ulil, mengkritik kebijakan lingkungan yang dinilainya ekstrem dan minim pertimbangan dampak.
Ulil menegaskan, aktivisme lingkungan harus rasional, bukan sekadar idealisme yang mengabaikan kebutuhan dasar masyarakat, seperti energi dan pembangunan.
Namun Greenpeace membalas kritik tersebut dengan tajam.
Iqbal Damanik menegaskan bahwa kerusakan yang ditimbulkan oleh industri ekstraktif sudah terlalu nyata dan masif untuk terus dibenarkan dengan alasan ekonomi.
“Kalau kita tahu industri ekstraktif sangat merusak, lalu kenapa harus dilanjutkan? Saatnya berhenti, saatnya tobat ekologis,” ujar Iqbal.
Ia juga menantang logika Ulil dengan mempertanyakan, “Ada tidak Gus, negara yang maju tanpa industri ekstraktif?”
Baca Juga: Harga Emas Antam di Pegadaian Hari Ini Turun, Waktu yang Tempat untuk Membeli Emas Batangan?