PANAS! PBNU Sebut Aktivis Lingkungan Terlalu Ekstrem Kritisi Tambang Raja Ampat, Greenpeace: Saatnya tobat..

- Selasa, 17 Juni 2025 | 15:20 WIB
Potret aktivitas Tambang nikel di Raja Ampat. (Foto/Tangkap Layar YouTube.)
Potret aktivitas Tambang nikel di Raja Ampat. (Foto/Tangkap Layar YouTube.)

SEWAKTU.com — Perdebatan tajam antara Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Greenpeace Indonesia mencuat dalam diskusi publik bertema tambang nikel Raja Ampat baru-baru ini menjadi sorotan warganet.

Perbedapat keduanya disiarkan dalam program Rosi dan dipandu langsung oleh Rosianna Silalahi.

Forum ini mempertemukan Ulil Abshar Abdalla, Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) PBNU, dan Iqbal Damanik, Juru Kampanye Hutan dari Greenpeace Indonesia.

Baca Juga: Debat Panas Greenpeace vs PBNU Soal Tambang Nikel Raja Ampat, Gus Ulil Dikecam Usai Sebut Aktivisme Lingkungan Seperti Wahabisme

Dalam paparannya, Ulil memperkenalkan konsep “reasonable environmentalist” yaitu pendekatan yang mengedepankan pelestarian lingkungan namun tetap mempertimbangkan realitas sosial dan ekonomi masyarakat.

“Sekarang ini harga listrik di Jerman dan Inggris naik berlipat-lipat karena mereka melakukan transisi energi yang terburu-buru ke non-fosil,” kata Ulil, mengkritik kebijakan lingkungan yang dinilainya ekstrem dan minim pertimbangan dampak.

Ulil menegaskan, aktivisme lingkungan harus rasional, bukan sekadar idealisme yang mengabaikan kebutuhan dasar masyarakat, seperti energi dan pembangunan.

Baca Juga: Saat Penyanyi Opera Tengah Disandera oleh Para Pemberontak, Cek Sinopsis dan Alur Cerita Lengkapnya di Film Bel Canto

Debat Panas Greenpeace Indonesia vs Gus Ulil jadi sorotan warganet.
Debat Panas Greenpeace Indonesia vs Gus Ulil jadi sorotan warganet. (Foto/TL YouTube Kompas TV.)

Namun Greenpeace membalas kritik tersebut dengan tajam.

Iqbal Damanik menegaskan bahwa kerusakan yang ditimbulkan oleh industri ekstraktif sudah terlalu nyata dan masif untuk terus dibenarkan dengan alasan ekonomi.

“Kalau kita tahu industri ekstraktif sangat merusak, lalu kenapa harus dilanjutkan? Saatnya berhenti, saatnya tobat ekologis,” ujar Iqbal.

Ia juga menantang logika Ulil dengan mempertanyakan, “Ada tidak Gus, negara yang maju tanpa industri ekstraktif?”

Baca Juga: Harga Emas Antam di Pegadaian Hari Ini Turun, Waktu yang Tempat untuk Membeli Emas Batangan?

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Muhammad Fajri Ramadhan

Tags

Artikel Terkait

Terkini

KPK Gelar OTT di Banten, 9 Orang Langsung Diamankan

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:42 WIB
X