SEWAKTU.com – Kasus keracunan massal akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG) memang mengejutkan publik.
Namun di balik polemik ini, para ahli gizi, kesehatan, dan kebijakan publik menilai masalah yang muncul bisa menjadi pelajaran penting agar program dengan anggaran Rp10 triliun ini bisa berjalan lebih baik dan tepat sasaran.
Kenapa Program Ini Tetap Penting?
Indonesia masih menghadapi masalah serius soal stunting. Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024 mencatat angka stunting berada di level 21,5%.
Baca Juga: Cerita di Balik Keracunan Massal Makan Bergizi Gratis yang Berujung Trauma
Program MBG diharapkan menjadi langkah strategis untuk memperbaiki kualitas gizi generasi muda.
"Kalau dilaksanakan dengan standar yang benar, program ini bisa jadi game-changer,” ujar Prof. Andi, ahli gizi Universitas Indonesia.
Masalah yang Terungkap dari Kasus Keracunan
Beberapa penyebab yang diidentifikasi antara lain:
- Higienitas dapur katering belum seragam.
- Distribusi makanan terlalu panjang tanpa fasilitas penyimpanan yang memadai.
- Minimnya pengawasan lapangan oleh dinas kesehatan.
- Kurangnya keterlibatan masyarakat dalam memantau pelaksanaan.
- Kasus ini menunjukkan bahwa niat baik tidak cukup tanpa sistem yang kokoh.
Baca Juga: Polemik Anggaran Besar Makan Bergizi Gratis, Efektif Atau Boros?
Rekomendasi Ahli: Jalan Keluar yang Realistis
- Standarisasi Dapur Katering Nasional
BPOM bersama Kementerian Kesehatan perlu membuat sertifikasi dapur katering sekolah. Hanya penyedia yang lolos standar higienitas yang boleh ikut program. - Penguatan Distribusi dengan Teknologi
Gunakan rantai dingin (cold chain) untuk memastikan makanan tetap segar. Ini bisa diterapkan melalui kerja sama dengan BUMN logistik. - Audit dan Transparansi Anggaran
BPK dan KPK diminta ikut serta mengawasi agar Rp10 triliun benar-benar digunakan untuk makanan sehat, bukan bocor di tengah jalan. - Edukasi Gizi di Sekolah
Program makan gratis harus diiringi dengan edukasi sederhana tentang gizi untuk murid dan guru, agar anak tidak hanya kenyang tapi juga sehat. - Pelibatan Masyarakat & Orang Tua
Sekolah bisa membentuk komite pengawas makanan yang terdiri dari guru dan wali murid. Dengan begitu, pengawasan jadi lebih dekat.
Baca Juga: Anak Sekolah Keracunan Massal, Program Makan Bergizi Gratis Disorot
Tanggapan Pemerintah
Pemerintah menyambut baik rekomendasi dari para ahli. Menteri Kesehatan menegaskan akan memperketat uji laboratorium sampel makanan di setiap daerah.