Ia menyebut tanggung jawab itu sepenuhnya berada di bawah pengelolaan PT Danantara, perusahaan induk KCIC yang memiliki sumber pendanaan mandiri.
"KCIC itu di bawah Danantara. Mereka punya manajemen sendiri dan dividen sendiri,” ungkapnya saat Media Gathering di Bogor, Jumat (10/10/2025).
Baca Juga: Pemerintah Siapkan Skema Baru untuk Bayar Utang Proyek Whoosh
Menurut Purbaya, Danantara memiliki dividen sekitar Rp80 triliun per tahun, cukup untuk menutup kewajiban keuangan proyek tanpa campur tangan pemerintah.
"Kalau pakai APBN lagi, artinya negara yang nanggung semua. Padahal, ini sudah ada skema swasta dan pemerintah yang terpisah,” tegasnya.
Dilema Infrastruktur vs Keseimbangan Fiskal
Perbedaan pandangan ini menunjukkan dilema klasik antara ambisi infrastruktur besar dan disiplin fiskal negara.
Pemerintah ingin Whoosh terus berkembang sebagai simbol kemajuan transportasi nasional, sementara Kementerian Keuangan berupaya menjaga agar proyek-proyek besar tidak menjadi beban baru bagi APBN yang kini difokuskan untuk kebutuhan rakyat, pendidikan, dan sosial.
Skema Baru Sedang Disiapkan
Sumber di lingkungan pemerintah menyebutkan, beberapa skema sedang dikaji. Antara lain:
- Restrukturisasi pembiayaan dengan mitra luar negeri.
- Penggunaan pendapatan operasional Whoosh untuk mencicil utang.
- Serta opsi investasi lanjutan melalui kerja sama swasta domestik.
Semua langkah ini diarahkan agar proyek strategis tetap berjalan tanpa mengorbankan stabilitas fiskal nasional.
Baca Juga: Kenapa Akhir-akhir Ini Cuaca Terasa Panas Banget? Begini Penjelasan BMKG
Pandangan Ekonom
Beberapa ekonom menilai, sikap hati-hati pemerintah merupakan langkah tepat.
"Menjaga keseimbangan fiskal adalah prioritas utama. Namun proyek seperti Whoosh juga membawa manfaat jangka panjang, terutama dari sisi produktivitas,” ujar salah satu analis ekonomi transportasi.