news

Lebih dari Sekadar Pergantian Pelatih: Apa yang Salah di Timnas Indonesia?

Kamis, 16 Oktober 2025 | 17:03 WIB
Patrick Kluivert resmi dilepas PSSI. Tiga nama pelatih masuk radar pengganti skuad Garuda. Foto: Instagram/@pssi.

Masalahnya, proses seperti ini tidak pernah diberi waktu cukup untuk matang. Sebelum visi terbentuk, hasil sudah dituntut. Sebelum strategi terbukti, kontrak sudah dipertanyakan.

Baca Juga: PSSI Resmi Akhiri Kontrak Patrick Kluivert, Ini Tiga Kandidat Pengganti yang Dinilai Cocok

Nama Boleh Ganti, Pola Tetap Sama

Kini publik kembali menatap tiga nama yang disebut-sebut jadi pengganti Kluivert: Shin Tae-yong, Jesus Casas, dan Timur Kapadze.

Masing-masing punya kelebihan dan karakter kuat, tapi tanpa sistem yang solid, siapapun yang duduk di kursi itu akan menghadapi tantangan yang sama yaitu ekspektasi besar tanpa dukungan jangka panjang.

Shin sudah membuktikan bagaimana hasil bisa dicapai jika diberi ruang bekerja. Casas punya filosofi sepak bola modern yang bisa diterapkan di Asia Tenggara. Kapadze, pelatih muda yang membawa Uzbekistan ke Piala Dunia 2026, melambangkan semangat baru.

Namun, tiga nama itu hanyalah wajah berbeda dari satu persoalan yang sama Timnas Indonesia butuh keberlanjutan, bukan sekadar pergantian.

Baca Juga: Setelah Patrick Kluivert Pergi, Masa Depan Timnas Indonesia Dipertanyakan, Publik Tagih Pembaruan Total dari PSSI!

Apa yang Sebenarnya Dibutuhkan Garuda?

Lebih dari sekadar mencari pelatih baru, PSSI perlu membangun ekosistem sepak bola yang berkelanjutan.

Artinya, pembinaan usia muda yang konsisten, kompetisi domestik yang mendukung pola latihan modern, dan keberanian untuk menahan diri dari pergantian cepat demi hasil instan.

Karena sepak bola, pada akhirnya, bukan tentang siapa yang duduk di pinggir lapangan, tapi siapa yang membuat sistem tetap berjalan bahkan ketika orangnya berganti.

Kluivert mungkin pergi, tapi kepergiannya seharusnya jadi alarm bagi federasi, bahwa perubahan tak bisa hanya dimulai dari nama besar, tapi dari struktur yang menopangnya.

Publik Indonesia sudah cukup cerdas untuk tahu bahwa pelatih bukan penyelamat tunggal. Mereka hanya ingin melihat satu hal sederhana yaitu konsistensi.***

Halaman:

Tags

Terkini

KPK Gelar OTT di Banten, 9 Orang Langsung Diamankan

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:42 WIB