Masalahnya, proses seperti ini tidak pernah diberi waktu cukup untuk matang. Sebelum visi terbentuk, hasil sudah dituntut. Sebelum strategi terbukti, kontrak sudah dipertanyakan.
Baca Juga: PSSI Resmi Akhiri Kontrak Patrick Kluivert, Ini Tiga Kandidat Pengganti yang Dinilai Cocok
Nama Boleh Ganti, Pola Tetap Sama
Kini publik kembali menatap tiga nama yang disebut-sebut jadi pengganti Kluivert: Shin Tae-yong, Jesus Casas, dan Timur Kapadze.
Masing-masing punya kelebihan dan karakter kuat, tapi tanpa sistem yang solid, siapapun yang duduk di kursi itu akan menghadapi tantangan yang sama yaitu ekspektasi besar tanpa dukungan jangka panjang.
Shin sudah membuktikan bagaimana hasil bisa dicapai jika diberi ruang bekerja. Casas punya filosofi sepak bola modern yang bisa diterapkan di Asia Tenggara. Kapadze, pelatih muda yang membawa Uzbekistan ke Piala Dunia 2026, melambangkan semangat baru.
Namun, tiga nama itu hanyalah wajah berbeda dari satu persoalan yang sama Timnas Indonesia butuh keberlanjutan, bukan sekadar pergantian.
Apa yang Sebenarnya Dibutuhkan Garuda?
Lebih dari sekadar mencari pelatih baru, PSSI perlu membangun ekosistem sepak bola yang berkelanjutan.
Artinya, pembinaan usia muda yang konsisten, kompetisi domestik yang mendukung pola latihan modern, dan keberanian untuk menahan diri dari pergantian cepat demi hasil instan.
Karena sepak bola, pada akhirnya, bukan tentang siapa yang duduk di pinggir lapangan, tapi siapa yang membuat sistem tetap berjalan bahkan ketika orangnya berganti.
Kluivert mungkin pergi, tapi kepergiannya seharusnya jadi alarm bagi federasi, bahwa perubahan tak bisa hanya dimulai dari nama besar, tapi dari struktur yang menopangnya.
Publik Indonesia sudah cukup cerdas untuk tahu bahwa pelatih bukan penyelamat tunggal. Mereka hanya ingin melihat satu hal sederhana yaitu konsistensi.***
Artikel Terkait
Rudy Susmanto Siapkan Strategi Hadapi Defisit 2026, Targetkan 28.500 Pekerjaan Baru lewat Program MBG
Bupati Bogor Tekankan Percepatan Pemenuhan Dokumen MCP KPK, Target Rampung 100 Persen Akhir Oktober
Empat Kali Tersandung Kasus Narkoba, Ammar Zoni Dikirim ke Lapas Nusakambangan Super Maximum
Jatuh Bangun Ammar Zoni, Dari Bintang Sinetron Ternama, Kini Mendekam di Nusakambangan
Ammar Zoni Terancam Hukuman Mati, Kejari: Maksimal Penjara Seumur Hidup atau Pidana Mati
Kisah Kelam Ammar Zoni: Dari Panggung Sinetron ke Sel Super Maximum Nusakambangan