Sejak usia 12 tahun, Anom muda sudah belajar dunia pedalangan dan menguasai pakem-pakem klasik hingga mampu menampilkan pertunjukan yang memikat penonton dari berbagai daerah.
Karya dan dedikasinya menjadikan Ki Anom Suroto sebagai salah satu ikon kebudayaan Jawa. Ia tak hanya menghibur, tetapi juga menjaga warisan leluhur agar tetap lestari di tengah arus modernisasi.
Banyak dalang muda meneladani sosoknya, termasuk Bayu Aji Pemungkas, cucunya yang kini juga aktif dalam dunia pedalangan.
Kini, kepergian Ki Anom Suroto meninggalkan duka mendalam bagi keluarga besar, rekan sesama seniman, dan seluruh pecinta budaya Jawa.
Namun, karya dan petuahnya akan selalu hidup dalam setiap sabetan wayang dan tembang yang berkumandang di panggung-panggung tanah air.***