Pada kesempatan tersebut, W20 meluncurkan Legacy Project 2025 yang dirancang untuk mempercepat pemberdayaan ekonomi perempuan di negara-negara G20.
Proyek ini diproyeksikan menjadi jembatan antara rekomendasi kebijakan dan implementasi program nyata di berbagai sektor.
Kepala Delegasi W20 Afrika Selatan, Profesor Narnia Bohler-Muller, menegaskan bahwa para pemimpin G20 didorong untuk memperluas kebijakan yang mendukung kewirausahaan, pendidikan, layanan kesehatan, dan akses keuangan bagi perempuan.
"Kami menyerukan kepada para pemimpin G20 untuk memprioritaskan pemberdayaan perempuan dan anak perempuan dengan melaksanakan kebijakan dan program yang mempromosikan kewirausahaan, inklusi keuangan, dan akses ke pendidikan dan layanan kesehatan," ujar Bohler-Muller.
Komunike W20 kemudian diserahkan kepada Menteri Permukiman Afrika Selatan, Thembisile Simelane, untuk diteruskan ke jajaran kementerian dan kantor kepresidenan.
Dari Indonesia, Ketua Delegasi W20, Hadriani Uli Silalahi, kembali menekankan perlunya tindakan konkret untuk menghapus hambatan sistemik yang masih dihadapi perempuan.
Ia juga mengapresiasi peran sektor swasta dalam memperluas akses teknologi bagi perempuan, termasuk dukungan pembiayaan dan inkubasi usaha.
“Kami sangat mengapresiasi peran sektor swasta yang berkomitmen memanfaatkan teknologi sebagai katalis untuk meningkatkan keterampilan, produktivitas, dan akses pasar bagi perempuan. Untuk itu, kami sangat terbuka untuk kemitraan strategis, mulai dari program literasi serta peningkatan keterampilan digital, dukungan pembiayaan yang responsif gender, inkubasi UMKM, hingga perluasan jaringan pemasaran, agar manfaatnya dirasakan merata hingga ke akar rumput. Kolaborasi lintas pemangku kepentingan antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat sipil menjadi kunci mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.”
Perwakilan Indonesia di EMPOWER Alliance, Yessie D. Yosetya, menegaskan bahwa Sisternet telah diposisikan sebagai platform kolaborasi terbuka untuk pelatihan digital dan pengembangan bisnis perempuan.
Upaya ini selaras dengan agenda W20 dan direncanakan untuk diintegrasikan dengan W20 Legacy Project agar dapat direplikasi lintas presidensi G20.
Forum W20 tahun ini dihadiri delegasi dari 20 negara, termasuk Indonesia, Amerika Serikat, Jepang, India, Uni Eropa, Australia, hingga negara-negara Afrika.
Seluruh delegasi menegaskan kembali komitmen mereka mempercepat pemberdayaan ekonomi perempuan sebagai fondasi penting bagi pertumbuhan ekonomi global.
Sebagai informasi, Women20 merupakan engagement group resmi G20 yang berfokus pada isu kesetaraan gender dan pemberdayaan ekonomi perempuan.
W20 berperan mendorong komitmen G20 agar inklusif dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. (ADV)