SEWAKTU.com - Di antara deretan nama miliarder dunia yang kerap tampil di panggung publik, ada satu sosok dari Indonesia yang perjalanan hidupnya tak kalah luar biasa, tetapi jarang benar-benar menjadi sorotan yakni Sukanto Tanoto.
Pengusaha kelahiran Belawan, Medan, ini membangun kerajaan bisnis global dari sebuah titik yang hampir mustahil seorang remaja yang putus sekolah dan harus meneruskan usaha keluarga dalam kondisi serba terbatas.
Kisahnya bukan tentang kekayaan semata, melainkan tentang keberanian untuk melompat ketika banyak orang memilih diam, tentang melihat peluang ketika orang lain melihat kesulitan, dan tentang membangun bisnis dengan pandangan jauh ke depan.
Jauh sebelum nama Royal Golden Eagle (RGE) dikenal di berbagai negara, Sukanto hanyalah anak sulung dari tujuh bersaudara yang tinggal di sebuah rumah toko sederhana di Belawan.
Ayahnya adalah imigran dari Putian, Fujian datang ke Indonesia dengan harapan hidup yang lebih baik.
Baca Juga: Perjalanan Sukanto Tanoto, Crazy Rich Medan yang Bangun Bisnis Kayu Jadi Raksasa RGE
Namun masa muda Sukanto berubah drastis pada 1966. Ketika pemerintah menutup sekolah-sekolah Tionghoa, ia kehilangan satu-satunya jalur pendidikan formal.
Mengutip dari Merdeka.com, status ayahnya yang masih berkewarganegaraan Tiongkok membuatnya tidak bisa masuk sekolah umum.
Di usia remaja, Sukanto harus menerima kenyataan pahit: ia tidak bisa kembali ke kelas.
Dan di saat banyak anak seusianya menghabiskan waktu di bangku sekolah, Sukanto berdiri di balik meja toko keluarganya, mempelajari dunia transaksi dari jarak dekat.
Baru kemudian, setelah ayahnya meninggal, di usia belasan tahun ia harus mengambil alih bisnis kecil keluarga.
Krisis Minyak yang Justru Membuka Jalan
Usaha keluarga Tanoto berkembang menjadi bisnis suku cadang dan konstruksi untuk industri minyak.
Tahun 1972 menjadi tahun penting. Dunia dilanda krisis minyak, harga komoditas melonjak, proyek-proyek besar bermunculan, dan bisnis yang disentuh sektor minyak ikut terdorong.