SEWAKTU.com -- Pers atau jurnalis sudah tidak asing lagi di telinga kita. Pasalnya dalam sejarahnya jurnalis berperan penting dari masa pra kemerdekaan sampai setelah Indonesia merdeka.
Pers atau produk jurnalistik sebagai sarana dan suatu alat pemersatu bangsa kala itu, ternyata memiliki peran penting juga dalam peristiwa Sumpah Pemuda pada tahun 1928.
Sumpah Pemuda tidak pernah terlepas dari peran-peran pelajar di seluruh bagian Indonesia, di mana pada saat itu diadakan penyelenggaraan kongres pemuda oleh organisasi-organisasi pelajar.
Baca Juga: Mengenal Lebih Dalam Muhammad Yamin, Pahlawan yang Menulis Naskah Sumpah Pemuda Hingga Dirinya Wafat
Kongres pemuda digelar selama dua kali. Pertama pada tahun 1926 dan yang kedua pada tanggal 27 sampai 28 Oktober tahun 1928 di Jakarta.
Pers atau jurnalis ternyata melatarbelakangi terjadinya Sumpah Pemuda. Berkembangnya Pers pada masa itu menggigihkan semangat juang nasionalisme masyarakat Indonesia kala itu. Berkembangnya Pers juga diikuti dengan majunya bangsa Indonesia agar lepas dari jeratan para penjajah.
Bahkan, Presiden Indonesia pertama Ir. Soekarno beliau merupakan seorang jurnalis. Beliau telah banyak menulis tulisan-tulisan yang kuat dan tajam dalam cerita sejarah.
Baca Juga: Mencari Tahu Siapa Sosok Penulis Naskah Sumpah Pemuda Pada 28 Oktober 1928 Lalu
Sejak zaman itu, Pers dijadikan wadah atau tempat untuk masyarakat Indonesia melemparkan kritik terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah. Dalam arti, Pers merupakan alat penyambung lidah masyarakat Indonesia kepada mereka yang duduk di atas sebagai kaki tangan rakyat.
Tidak asing juga di telinga kita nama Tirto Adhi Soerjo, beliau dikukuhkan sebagai Bapak Pers Indonesia pada tanggal 3 November 2006. Beliau juga diangkat sebagai Pahlawan Nasional.
Tirto Adhi Soerjo yang juga sebagai orang pertama yang menggunakan produk jurnalistik sebagai alat propaganda dan pembentuk pendapat umum.
Baca Juga: Inilah Tokoh-tokoh Dibalik Hari Sumpah Pemuda Pada 28 Oktober 1928 yang Harus Kamu Ketahui
Kecaman demi kecaman untuk meruntuhkan kekejian yang dilakukan pemerintahan kolonial Belanda melalui tulisan-tulisan para jurnalis kala itu banyak mendapat sorotan sampai ke dunia Internasional.
Media Sin Po merupakan media pertama yang memuat dan menerbitkan lagu Indonesia Raya pada edisi mingguannya tanggal 10 November 1928.