SEWAKTU.com -- Terjadi keributan yang terjadi antara eks Ketua DPR RI, Setya Novanto (Setnov) dengan mantan Sekretaris Mahkamah Agung (MA), Nurhadi. Kalapas Sukamiskin, Elly menjelaskan kronologi keributan karena masalah kultur budaya.
Elly menuturkan bahwa Nurhadi adalah penghuni baru di Lapas Sukamiskin. Lalu Setya Novanto, dinilai merupakan salah satu sosok yang disegani karena penghuni lama.
Biasanya, kata Elly, ada budaya para penghuni baru diwajibkan untuk 'kulonuwun' atau permisi ke narapidana yang sudah lama, salah satunya Setnov.
Baca Juga: KPK Jual Foto Koruptor Indonesia di Marketplace NFT, Foto Setya Novanto Paling Mahal, Laku Rp40 Juta
"Bagi orang-orang yang baru masuk, mereka kan cari pergaulan di dalam, siapa yang harus ditemui, sungkem sana, sungkem sini, kan begitu. Kulonuwun lah begitu. Jadi Pak Nurhadi itu Kulonuwun lah. Seperti orang-orang yang lain," kata Elly saat berbincang lewat sambungan telepon, Rabu (2 Maret 2022.
Selanjutnya, Nurhadi dikabarkan enggan mengikuti kultur 'kulonuwun' atau permisi tersebut. Nurhadi gengsi untuk permisi atau 'kulonuwun' kepada Setnov.
"Pak Nurhadi ini berbeda dengan yang lain. Sehingga ada yang menggesek-gesekkan atau ngomporin, 'orang baru tidak hormat, tidak sopan' kan gitu. 'Sama ketua masa begitu-begitu saja'," terang Elly.
Baca Juga: Ada 48 Motor dan 7 Unit Mobil Hasil Curian di Polres Bogor, Bagi yang Merasa Kehilangan Merapat
Sudah menjadi budaya, penghuni baru di Lapas Sukamiskin memang kerap cium tangan ke Setnov. Hal itu dianggap lumrah. Budaya itu tercipta dari para narapidana yang ada di Lapas Sukamiskin. Elly mafhum akan budaya itu selama tidak terjadi perselisihan.
"Kalau orang lain, mungkin tingkatannya, umpama backgroundnya itu dibandingkan SN lebih tinggi, kan lebih tinggi Ketua DPR. Jadi cium tangan lah gitu Kulonuwunnya. Itu mah biasa-biasa saja," bebernya.
Akibat enggan mau permisi, Nurhadi lantas menjauh dari kelompok Setya Novanto. Ia memisahkan diri untuk tidak bergabung atau berkumpul sama Setnov.
Baca Juga: Usai Dikenakan Sanksi Uni Eropa, Twitter Ikut Larang Media Rusia
Selang beberapa saat, eks Sekretaris Pribadi (Sespri) Edhy Prabowo, Amiril Mukminin, memutuskan ikut bersama Nurhadi.
"Karena dulu Amiril pernah satu kamar dengan Pak Nurhadi, waktu masih di Rutan KPK C1. Satu kamar berdua mereka. Kan ada kedekatan psikologis, Pak Nurhadi tarik mundur, Amiril ikut mundur," jelasnya.