Pada tahun 1939 Bung Tomo sukses menjadi wartawan dan penulis Pojok Harian Berbahasa jawa, Ekspres di Surabaya, pada masa pendudukan Nippon Jepang pada tahun 1942 hingga tahun 1945 Bung Tomo bekerja di kantor berita tentara pendudukan Jepang Domei bagian Bahasa Indonesia untuk seluruh Jawa Timur di Surabaya.
Pada tanggal 19 September 1945 sebuah insiden terjadi di Hotel Yamato Surabaya, sekelompok Orang Belanda telah memasang bendera mereka yakni merah putih biru diatas Hotel Yamato.
Hal tersebut membuat rakyat Indonesia marah dan seorang tentara belanda tewas dan bendera merah putih biru itu akhirnya yang bagian warna biru nya di sobek, yang tersisa hanya warna merah-putih yang masih berkibar dengan gagah dan pada bukan Oktober dan November 1945 Bung Tomo menjadi salah satu pemimpin yang sangat penting karena ia berhasil menggerakan dan membangkitkan semangat Rakyat Surabaya.
Pada pertempuran di Surabaya tanggal 10 November 1945 Bung Tomo tampil sebagai orator ulung di depan corong Radio membakar semangat Rakyat untuk berjuang melawan tentara inggris NICA dan Belanda.
Dan pada akhir hayat nya beliau pada tanggal 7 Oktober 1981 Bung Tomo menghembuskan Nafas terakhirnya pada saat melaksanaka Haji di Padang Arafah. Lalu jenazah Bung Tomo dikebumikan di sebuah Taman Makan Pahlawan di Ngagel di Surabaya.***
Artikel Terkait
Sahabat Masih Menyimpan Amarah Terhadap Pembuat Konten Memanggil Arwah Vanessa Angel dan Bibi Andriansyah
Celine Evangelista Ungkap Tulusnya Vanessa Angel dan Bibi Andriansyah, Kerap Membantu Meski Sedang Kesusahan
Ustaz Salim A Fillah : Percayalah Hidup Kita Aman Karena Sudah Diatur oleh Allah SWT
Raffi Ahmad Siapkan Uang Rp50 Juta untuk Netizen yang Bisa Menebak Tanggal Lahiran Nagita Slavina
Geram Banyak Pabrik Buang Limbah ke Sungai di Bekasi, Susi Pudjiastuti Lapor ke Ridwan Kamil