Sewaktu.com -- Pemerintah dikabarkan telah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2022 dapat tumbuh di atas 5 persen, untuk memenuhi target tersebut kepastian hukum dan dukungan pemerintah akan terus dijalankan untuk kemudahan investasi dan berusaha.
Oleh karena itu, tahun 2022 ditetapkan sebagai periode keberlanjutan pemulihan ekonomi dan reformasi struktural. Selain itu, pemerintah juga berkomitmen melanjutkan agenda reformasi struktural, deregulasi, dan debirokratisasi.
Di sisi lain, terkait revisi Undang-Undang Cipta Kerja yang diputuskan Mahkamah Konstitusi akan secepatnya dijalankan, ditindaklanjuti dan dikembangkan oleh pemerintah. Dikatakan seluruh materi dan substansi UU Cipta Kerja sepenuhnya tetap berlaku.
Baca Juga: Di Tengah Keraguan, Mobil Listrik Apple Akan Diluncurkan Pada Tahun 2025 Mendatang
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan perihal momentum Presidensi G-20 Indonesia di tahun 2022 pada sambutannya di acara Webinar Market Outlook 2022, dikutip pada, Minggu, 12 Desember 2021.
"Selain itu, momentum Presidensi G-20 Indonesia di tahun 2022 juga harus dapat kita manfaatkan sebaik-baiknya untuk mendorong pemulihan dan transformasi ekonomi," ucap Airlangga.
Airlangga mengatakan bahwa 2022 nanti merupakan momentum Presidensi G-20 yang membanggakan bagi Indonesia untuk memimpin kelompok negara berpendapatan terbesar dunia serta mengatasi pemulihan ekonomi yang tidak merata.
Baca Juga: Inilah Beberapa Cara Untuk Hilangkan Komedo Putih dengan Bahan Alami, Mudah dan Nggak Mahal
Terdapat tiga hal yang menjadi fokus utama Presidensi G-20, di antaranya penanganan kesehatan yang inklusif, transformasi berbasis digital, dan transisi menuju energi berkelanjutan, yang dirangkai dalam tema "Recover together, recover stronger".
"Sesuai arahan Bapak Presiden, Presidensi G-20 Indonesia Tahun 2022 bukan hanya seremoni saja namun menghasilkan outcomes nyata yang bermanfaat bagi Indonesia dan dunia," Ucap Menko Airlangga.
Presidensi Indonesia di event G20 ini diprediksi akan membantu menciptakan sekitar 33.000 lapangan kerja.
Baca Juga: Lagi Asik Gunakan Ganja, Rizky Nazar Kaget Digerebek Polisi
Ada lebih dari 150 pertemuan yang akan digelar di 19 kota dan kehadiran sekitar 18.000 lebih delegasi akan meningkatkan konsumsi domestik hingga Rp 1,7 triliun, juga meningkatkan PDB nasional sebesar Rp 7,4 triliun, dengan manfaat total 1,5 – 2 kali lebih besar dari penyelenggaraan pertemuan tahunan IMF-WB tahun 2018 di Bali.
Tentunya, berbagai proyeksi tersebut harus direalisasikan dalam semangat kemitraan dan kerja sama dari seluruh pihak tertkait. Pandemi ini semakin menegaskan akan pentingnya inklusifitas, kerjasama, dan kolaborasi dalam rangka mendukung stabilitas maupun pertumbuhan ekonomi.
"Akhir kata, saya ucapkan selamat mengikuti rangkaian acara ini. Semoga kegiatan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan melahirkan terobosan baru dalam mempercepat pemulihan ekonomi di tahun 2022," tutup Menko Airlangga.***
Artikel Terkait
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar Dikritisi Netizen, Kenapa?
Kiky Saputri: Roasting Menteri Dibilang Kampret, Roasting Pak Anies Dikatain Cebong, Jadi Sebenarnya Siapa Aku
Sandiaga Uno Pamit dari Menteri Parekraf, Angela Tanoesoedibjo jadi Penggantinya
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil Ingin Ekonomi Desa Terus Meningkat
Soal Aksi Paksa Tunarungu Bicara, Menteri Sosial Tri Rismaharini Beri Klarifikasi