Jokowi Pamer Bangun Jalan Tol Sepanjang 1.900 KM, Pakar Kebijakan Publik Beri Komentar Menohok

- Minggu, 17 April 2022 | 17:25 WIB
Presiden Jokowi pamer bangun jalan tol disorot. Foto/Ist.
Presiden Jokowi pamer bangun jalan tol disorot. Foto/Ist.

SEWAKTU.com -- Presiden Joko Widodo atau Jokowi begitu bangga memamerkan pencapaian Pemerintah untuk pembangunan jalan tol sejak ia memimpin dari 2014 sampai sekarang.

Hal tersebut dilakukan dan diunggah dalam akun media sosial Twitter miliknya @jokowi beberapa waktu kemarin.

“Selama 40 tahun, Indonesia hanya mampu membangun 780 km jalan tol. Maka, mulai tahun 2014 itu, pemerintah mendorong percepatan pembangunan jalan tol di Trans-Jawa, Trans-Sumatera, Kalimantan, Sulawesi. Berapa Panjang jalan tol yang kita bangun 7 tahun terakhir? 1.900km,” jelas Jokowi, Minggu 17 April 2022.

Baca Juga: Annisa Rahmania, Istri Prajurit TNI yang Bikin Status 'Lengserkan Jokowi, Bubarkan PDIP' Akhirnya Minta Maaf

Cuitan tersebut menuai banyak komentar beragam dari warganet. Tak terkecuali Achmad Nur Hidayat MPP, seorang Pakar Kebijakan Publik.

Pada keterangan resmi yang diterima pada Sabtu 16 April 2022 kemarain, ia menyebut, di pertanyaan itu ada miss leading yang dilakukan Jokowi.

"Pertanyaanya buat apa 1.900 km kalau kemudian masyarakat masih menderita, dalam arti nilai kemanfaatan tidak dirasakan masyarakat," ujarnya.

Ia mengatakan apakah kemudian rantai distribusi bahan sembako sebagai contoh menjadi lebih baik sehingga harga bisa murah. Namun ia menegaskan justru hal lainnya.

"Ternyata tidak. Artinya adanya jalan tol yang dibangun direzim ini tidak berbanding lurus dengan kesejahteraan rakyat," tuturnya.

Baca Juga: Pemerintah Akan Terapkan Aturan Mudik Secara Ketat, Jokowi: Kita Harus Tetap Waspada Penularan Covid-19

Ia menuturkan, apakah layak pembangunan jalan tol tersebut dianggap sebuah prestasi. Karene menurutnya, yang terjadi kini pembiayaan yang secara jor-joran itu menggunakan dana hutang yang besarnya sampe kurang lebih Rp 5 ribu triliun.

"Tentunya ini sangat tidak layak karena siapapun presidennya untuk membangun apapun dengan hutang itu pasti bisa. Yang ujungnya menjadi beban yang harus ditanggung oleh rakyat untuk waktu yang sangat panjang," kata Ketua Pusat Studi Ekonomi Politik UPN Veteran Jakarta ini.

Ia mengatakan, yang mengkhawatirkan yaitu tarif tol yang semakin tinggi. Artinya, jalan tol ini hanya untuk kepentingan bisnis semata. 

"Pengguna jalan tol hanya para pemilik mobil. Rakyat kecil tidak merasakan kemanfaatannya. Dikatakan prestasi jika rezim mampu mendatangkan pendapatan negara yang tinggi dan membiayai itu semua dan memberikan dampak kepada kesejahteraan rakyat banyak maka pembangunan jalan tol tersebut patut diacungi jempol," pungkasnya.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Abdul Halim Trian Fikri

Tags

Artikel Terkait

Terkini

KPK Gelar OTT di Banten, 9 Orang Langsung Diamankan

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:42 WIB
X