Ia menjelaskan, kelambatan proses hukum kasus pembunuhan Brigadir J ini tidak lepas dari sikap Presiden Joko Widodo yang menyerahkan sepenuhnya kasus itu kapada Polri.
Ia membeberkan bahwa, Presiden tidak cukup hanya memberikan instruksi untuk membuka kasus ini seterang-terangnya termasuk kepada publik.
"Tetapi karena presiden tidak mau berbuat sesuatu maka pada akhirnya, kecuali hanya mengatakan 4 kali buka seterang-terangnya memang kita akui dia mengatakan itu empat kali, dalam empat kali momen," jelasnya.
"Presiden membiarkan polri terjebak dalam lumpur itu akhirnya sampai dengan hari ini mereka terjebak tidak bisa keluar," tuturnya.
Selanjutnya ia pun berpesan agar masyarakat dapat belajar daei kasus ini dengan memilih pemimpin yang baik dan bertanggung jawab pada pemilihan umum 2024.
"Jadi saya hanya mengatakan kita harus selamatkan Indonesia ini melalui suatu tindakan yang tepat yaitu pada tahun 2024 pilihlah pemimpin yang baik yang bertanggung jawab supaya Indonesia ini kita benahi bersama," tuturnya.
"Kemudian sebenarnya kalau saya perhatikan lebih banyak orang baik di negara Indonesia ini tetapi tidak peduli. Terbukti ketika saya ke daerah dari anak-anak sampai dewasa, baik yang tidak berkerudung sampai yang berkerudung semua tak ada malu-malu memeluk saya, memeluk dan mengatakan terimakasih. Artinya mereka rindu indonesia ini negara yang baik tetapi kita kurang kompak untuk memeperbaiki megara ini oleh karena itu kita harus kompak," pungkasnya.
Lihat videonya Kamarudin Simanjuntak DI SINI.
Artikel Terkait
Bukan Hanya Diminta Ferdy Sambo, Hotman Paris Juga Ternyata Tolak Jadi Pengacara Brigadir J
Video Diduga ART Ferdy Sambo Bongkar Rahasia Pembunuhan Brigadir J, Refly Harun: Di Mana Susi?
Timsus Selidiki Peran Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran di Kasus Ferdy Sambo, Bakal Dipecat?
Foto Rita Yuliana Pakai Hijab Bikin Pangling, Taubat Usai Isu Selingkuhan Ferdy Sambo?
Terdapat Pintu Rahasia di Rumah Ferdy Sambo, Polri Angkat Bicara