Bupati Bogor Non Aktif Ade Yasin Menangis saat Sidang Vonis

SEWAKTU.com -- Bupati Bogor nonaktif Ade Yasin sedang melaksanakan sidang putusan dugaan suap terhadap pegawai BPK RI Perwakilan Jabar di Pengadilan Negeri Tipikor Bandung, Jumat 23 September 2022.

Ade Yasin datang secara online. Nampak di layar live Instagram Radar Bogor, Ade Yasin bersama dengan dua orang tim pengacara. Ade Yasin dalam sidang daring memakai baju batik dan jilbab berwarna kuning.

Jelang membacakan putusan, Ketua Majelis Hakim Herakartiningsih bertanya tentang kabar dan kesehatan Ade Yasin.

"Sehat bu," tanya Herakartiningsih.

"Alhamdulillah sehat yang mulia," jawab Ade Yasin.

Baca Juga: Kasus Bupati Bogor Nonaktif Ade Yasin, Ini Perkaranya

Ketika dengar putusannya, di layar monitor Ade Yasin terlihat menangis dan menghapus air mata yang keluar dari matanya. Sesekali, dua orang tim pengacara yang mendampingi, menenangkan Ade Yasin.

Bacaan putusan digelar sekitar Pukul 10.00 WIB, sampai Pukul 11.40 WIB pembacaan putusan belum selesai. Pembacaan putusan diskors sementara dan dilanjutkan kembali sekitar Pukul 01.00 WIB.

"Diskors sampai Pukul 01.00 WIB, mengingat waktu sudah mendekati salat Jumat," tutur Ketua Majelis Hakim.

Diinformasikan bahwa, Bupati Bogor nonaktif Ade Yasin didakwa melakukan suap kepada pegawai Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Kanwil Jawa Barat kaitan laporan keuangan. Duit yang diberikan Ade Yasin mencapai Rp 1,9 miliar.

Baca Juga: Diiringi Sholawat Jalani Sidang Vonis Hari Ini di Pengadilan Bandung, Ade Yasin Bebas?

Uang tersebut diberikan Ade Yasin berkaitan dengan laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) Pemerintah Kabupaten Bogor tahun anggaran 2021. Adapun pemberian uang yang totalnya sebesar Rp 1.935.000.000 itu diberikan dalam kurun waktu Oktober 2021 hingga April 2022.

Ade Yasin didakwa usai melanggar Pasal 5 ayat 1 UU Tipikor Jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP Jo Pasal 64 ayat 1 KUHP sebagaimana dakwaan pertama.

Ade Yasin juga dinilai melanggar Pasal 13 UU Tipikor Jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP Jo Pasal 64 ayat 1 KUHP sebagaimana dakwaan kedua.***