Bahkan beberapa perusahaan besar di dunia mulai menerapkan kebijakan “no email after work hours” agar karyawan bisa beristirahat dari gadget setelah jam kerja selesai.
Tak kalah penting, digital detox membantu menjaga kesehatan fisik. Paparan layar yang berlebihan membuat mata cepat lelah, kering, bahkan bisa menyebabkan gangguan penglihatan jangka panjang.
Posisi tubuh yang salah saat menatap layar juga dapat memicu sakit leher, bahu, atau punggung. Dengan mengurangi waktu di depan gadget, tubuh memiliki kesempatan untuk bergerak lebih banyak, misalnya dengan berjalan kaki, berolahraga ringan, atau melakukan hobi yang tidak melibatkan layar.
Aktivitas fisik ini selain menyehatkan juga meningkatkan suasana hati berkat pelepasan hormon endorfin.
Melakukan digital detox sebenarnya tidak sulit, hanya butuh niat dan perencanaan. Langkah sederhana yang bisa dilakukan misalnya dengan menetapkan jam bebas gadget setiap hari. Misalnya, satu jam sebelum tidur ponsel dimatikan agar tidur lebih nyenyak, atau saat makan bersama keluarga semua anggota sepakat untuk tidak memegang ponsel.
Kita juga bisa memanfaatkan fitur screen time di smartphone untuk memantau berapa lama waktu yang kita habiskan di depan layar dan membatasi aplikasi tertentu. Jika ingin tantangan lebih besar, kita dapat mengambil “liburan digital” di akhir pekan, pergi ke tempat yang minim sinyal, atau mengikuti program retreat khusus tanpa gadget.
Digital detox bukan tentang meninggalkan teknologi sepenuhnya, melainkan belajar menggunakannya secara lebih bijak. Teknologi pada dasarnya netral dan memiliki banyak manfaat, namun penggunaannya yang berlebihan dapat mengganggu keseimbangan hidup.
Dengan melakukan detoks digital, kita melatih diri untuk kembali mengendalikan teknologi, bukan dikendalikan olehnya. Kita belajar menghargai keheningan, menikmati momen nyata, dan mengembalikan fokus pada hal-hal yang benar-benar penting dalam hidup.
Di tengah derasnya arus informasi dan tuntutan untuk selalu terhubung, digital detox bisa menjadi “oase” yang menyegarkan. Dengan melepaskan gadget sejenak, kita memberi ruang bagi pikiran untuk beristirahat, emosi untuk pulih, dan tubuh untuk bergerak bebas.
Kita pun bisa kembali menyadari bahwa kebahagiaan sejati sering kali tidak datang dari layar yang kecil di genggaman, melainkan dari kehadiran kita yang utuh dalam kehidupan nyata. Saat kita berani mengurangi ketergantungan pada gadget, kita bukan hanya menemukan ketenangan, tetapi juga menemukan diri sendiri. ***