SEWAKTU.com -- Pengembangan teknologi di era digitalisasi sekarang ini, tak bisa dipungkiri sangat membantu manusia, termasuk di sektor farmasi.
Pada teknologi industri farmasi kedepan memudahkan pasien untuk bisa membaca tulisan Dokter, yang pada umunya diketahui sangat sulit bagi orang awam membacanya.
Akan tetapi tulisan Dokter, bukan tanpa alasan, melainkan ada sebabnya. Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Dr. Hermawan Saputra, SKM., MARS., CICS mengatakan bahwa salah satu alasan tulisan Dokter sulit dibaca karena, kecepatan berpikir tidak secepat kecepatan jari jemarinya.
Baca Juga: Jabatan Menteri Unik yang Gak Bakal Kamu Temui di Indonesia, Salah Satunya Menteri Toliet di Jepang
Ia menjelaskan bahwa "Seorang tenaga kesehatan memiliki volume layanan yang cepat, maka kecepatan berpikir, tidak mampu disamai kecepatan jari jemarinya. Sehingga kadang tulisan penulisnya begitu teramat indah, susah dibaca masyarakat,"
Pada tulisan dokter yang susah dibaca, ternyata masih bisa dipahami oleh sebagian orang, termasuk diantaranya tenaga kesehatan lain, yakni apoteker. Walapun mereka harus melakukan validasi terlebih dahulu dari resep yang mereka terima oleh dokter, sebelum memberikan resep obat tersebut.
Mereka para tenaga kesehatan juga memberikan pengertian dan penjelasan kepada pasien tentang bagaimana dosis pemakaian dari obat tersebut.
Baca Juga: 8 Cara Mengembalikan Lupa Password Instagram Lewat Akun Google yang Terhubung
Maka, ketika dunia farmasi telah memasuki era digitalisasi, cara-cara sebelumnya akan dialihkan dengan satu kemuajuan digital pada dunia farmasi, yaitu pembaca resep dokter.
Pasien dimungkinkan sudah bisa mengetahui resep yang diberikan oleh dokter, bahkan bisa mengetahui jenis obat yang diminum termasuk petunjuk konsumsinya. Ini akan berdampak baik karena bisa meminimalisir kesalah atau bias atas pembacaan resep oleh apoteker.
"Jadi tetap, kalaupun ada peralihan full antara pengguna peresepan secara konvensional dengan sifatnya electronics bases, maka tetap ada fungsi konfirmasi dan itu dimungkinkan secara teknologi," ungkap Hermawan.
Baca Juga: Terpilih jadi Ketua RT Langsung Aktif Blusukan, Luna Maya : Terima kasih Kepercayaannya
Dari sisi industri penyedia jasa kurir, Hermawan menjelaskan bahwa, farmasi harus mampu menyediakan sertifikasi dan standarisasi dalam pengemasan dan pengiriman obat, agar tercapainya tepat obat, tepat sasaran, tepat waktu, dan tepat pengguna.
"Kurir industri farmasi seharusnya tersertifikasi dan ounya standar di dalam packing, packaging dan keamanan. Karena ini menyangkut bahan sediaan farmasi yang sifatnya obat. Tidak bisa disamakan dengan barang lain yang munhkin terpapar udara," tutupnya.***
Artikel Terkait
Mengenal Lebih Dalam Kepribadian Seorang Introvert, Ini Ciri-cirinya
Sulit Menolak Permintaan Orang Lain? Inilah 4 Tips Agar kamu Terhindar dari Istilah People Pleaser
Terpilih jadi Ketua RT Langsung Aktif Blusukan, Luna Maya : Terima kasih Kepercayaannya
8 Cara Mengembalikan Lupa Password Instagram Lewat Akun Google yang Terhubung
Jabatan Menteri Unik yang Gak Bakal Kamu Temui di Indonesia, Salah Satunya Menteri Toliet di Jepang