Sewaktu.com-- Saya, Deni Sumargo, hari ini berkunjung ke Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS).
Saya di sini bersama Ketua Umum Bapak Muklis dan para senior-senior lain, juga ada Lukman dari Senen dan keluarga kita semua. Saya sangat menyayangkan isu SARA yang dibawa dan dikembangkan di luar, lalu dijadikan masalah.
Saya ucapkan terima kasih kepada ketua dan para senior KKSS yang ada di seluruh Indonesia, yang menasihati saya untuk menahan diri dan menyelesaikan masalah ini dengan baik.
Baca Juga: Fakta di balik kecelakaan tragis KM 92 TOL Cipularang
Sebagai orang yang membawa masalah ini ke publik, saya merasa bertanggung jawab. Saya punya prinsip Siri, artinya tidak mundur, dan itulah mengapa saya datang ke sini.
Saya juga berterima kasih kepada R yang melaporkan saya. Tadinya saya bilang, “Tidak usah laporkan, kita tanding basket saja.” Namun, beliau tetap melapor, jadi saya hargai niat baiknya.
Beliau juga sudah menghubungi saya untuk konfirmasi, meski laporan sudah dilayangkan. Saya ingin menambah bahwa saya sudah meminta maaf, dan laporan itu akan saya cabut.
Saya mohon maaf jika saya mencampur bahasa Makassar karena bertemu keluarga semua. Kita sebagai orang Bugis Makassar itu memiliki jiwa kesatria; kita selesaikan masalah secara langsung, tidak ada yang main belakang.
Jika sudah selesai, ya sudah selesai. Terima kasih kepada semua, dan saya serahkan kepada Ketua Umum KKSS untuk menyampaikan kondisi yang ada. Silakan, Pak.
Ketua Umum KKSS: Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Setelah mendengar penjelasan dari pihak yang terlibat dalam rapat ini, maka Badan Pengurus Pusat (BPP) KKSS menyimpulkan bahwa setelah permintaan maaf dari Pak Deni, kami menganggap persoalan ini sudah selesai.
Baca Juga: Barcelona kalah dari Sociedad menunjukkan betapa besar dampak absennya Lamine Yamal
Tidak ada lagi yang mempersoalkan, kita hidup harmonis. KKSS merayakan ulang tahun ke-48 dengan tema “Merawat Harmoni Keindonesiaan dalam Keberagaman.” Semoga semuanya lancar dan tidak ada lagi riak di masyarakat atau di media sosial.
Kita anggap selesai, kita tutup. Kalau ibaratnya titik sebesar gajah, itu sudah selesai. Jadi, close.
Artikel Terkait
Masih Ingat Delisa Korban Tsunami Aceh 2004? 20 Tahun Berlalu Kini Kerja di Bank Syariah
Erick Tohir Sebut Kevin Diks Siap Jalani Debut Bersama Timnas Hadapi Jepang
Anak Anggota DPRD Banten Ditangkap Usai Melakukan Penganiayaan
Usai bebas dari Rehabilitasi Andre Andika hadapi sidang Cerai
Fakta di balik kecelakaan tragis KM 92 TOL Cipularang