Cameron melakukan syuting Fire and Ash bersamaan dengan The Way of Water. Langkah gila ini dilakukan demi satu alasan: menjaga kesinambungan dunia Avatar agar terasa utuh dan konsisten.
Deadline memperkirakan bahwa total anggaran produksi mencapai ratusan juta dolar. Ribuan kru dari berbagai negara terlibat, membuat film ini masuk jajaran proyek terbesar dekade ini.
Tidak hanya itu, beberapa teknologi kamera bawah air yang dipakai di film kedua kembali digunakan kali ini dengan versi lebih canggih dan lebih fleksibel dalam kondisi ekstrem.
Bagi Cameron, teknologi bukan sekadar alat, tetapi bahasa visual untuk memperluas semesta Pandora.
Avatar telah berkembang menjadi waralaba kelas dunia senilai miliaran dolar. Dua film sebelumnya menghasilkan lebih dari 5 miliar dolar AS.
Ekspansi Avatar kini meliputi:
- Taman hiburan “Pandora – The World of Avatar”
- Permainan interaktif
- Merchandise global
- Lisensi animasi dan media digital
Kesuksesan komersial ini menjadi fondasi Cameron dalam membangun semesta cerita jangka panjang.
Tema kolonialisme tetap menjadi tulang punggung cerita. Namun di Fire and Ash, konflik tidak lagi sekadar “manusia melawan Na’vi.”
Untuk pertama kalinya, penonton akan melihat sesama Na’vi saling bertentangan.
Cameron ingin menunjukkan bahwa konflik terbesar seringkali berasal dari dalam.
Film ini menjadi lebih emosional, lebih manusiawi, dan jauh lebih kompleks.
Baca Juga: For Good 2025, Konflik Terbesar di Wicked 2 Terungkap!
Menurut laporan, Jake Sully, Neytiri, dan keluarga mereka akan menghadapi ujian paling berat.
Cameron menegaskan bahwa Fire and Ash bukan hanya tentang perang atau petualangan, tetapi tentang keluarga yang terbelah oleh pilihan sulit.
Jake harus memilih antara: