SEWAKTU.COM -- Di Kota Bogor, talas bukan sekadar umbi biasa. Selama ini, ia hadir sederhana di meja makan: dikukus, digoreng, atau diiris menjadi keripik. Tapi siapa sangka, di tangan seorang perempuan bernama Rika Dewi Rostiasih, talas justru menjelma menjadi sajian elegan yang digemari anak muda. Inilah kisah Pastalagita, inovasi kuliner lokal yang membuktikan bahwa bahan sederhana pun bisa naik kelas jika diolah dengan cinta dan keberanian mencoba hal baru.
Dari “Pasta Ibu” ke “Pastalagita”
Usaha ini bermula dari brand rumahan bernama Pasta Ibu. Namun ketika Rika hendak mendaftarkan hak merek, ia menghadapi kendala: nama tersebut terlalu umum dan mudah ditiru. Bersama suami dan tim kecilnya, ia mulai memutar otak mencari nama yang unik, punya kaitan dengan talas, tapi tetap enak diucap.
Dari obrolan sederhana lahirlah nama Pastalagita singkatan dari pasta talas legit. “Legit” di sini bukan berarti manis, melainkan “pulen” dalam bahasa Sunda, merujuk pada tekstur khas talas Bogor yang lembut dan kenyal. Nama ini bukan hanya terdengar menarik, tapi juga menyimpan makna lokal yang kuat.
Baca Juga: Toge Goreng Legendaris Bogor: 79 Tahun Menjaga Cita Rasa Otentik
Talas yang Dianggap Remeh
Talas sesungguhnya adalah ikon Bogor. Tapi dalam dunia kuliner modern, bahan ini jarang dilirik. Banyak orang bahkan menghindarinya karena stigma: talas bikin gatal. Rika menyadari persepsi ini menjadi tantangan terbesar. Ia pun menjawabnya dengan strategi sederhana namun efektif membawa sampel gratis ke setiap bazar.
“Begitu orang dengar kata ‘talas’, mereka langsung ragu. Karena itu saya selalu siapkan tester. Begitu mereka coba, hampir semua kaget. Rasanya enak, teksturnya lembut, dan nggak bikin gatal,” ujarnya.
Rika juga menjelaskan bahwa rasa gatal sebenarnya bukan karena salah olah, tapi karena jenis talas yang digunakan. Dengan memilih varietas talas Bogor yang tepat dan mengolahnya secara benar, rasa gatal itu bisa dihindari.
Baca Juga: Sensasi Nasi Timbel Iga Bakar dengan Sambal Matah yang Menggugah Selera
Dari Lasagna Talas hingga Skuter Talas
Pastalagita menawarkan berbagai menu yang memadukan kuliner Barat dengan bahan lokal. Ada macaroni panggang, spaghetti bolognese, pastel tutup, hingga kreasi andalannya: lasagna talas. Bahkan ia menciptakan menu unik bernama skuter talas sebuah camilan yang memadukan tekstur lembut talas dengan keju dan saus khas.
Semua produk ini diproduksi dari rumah sejak tahun 2022. Dengan model pensiun bersama sang suami, Rika menjalankan bisnisnya secara mandiri, dibantu pemasaran lewat media sosial, terutama Instagram. Ia juga aktif ikut bazar, dari Bogor hingga ke Bandung, Jakarta, dan bahkan Belitung.
Omzet dan Harapan
Rata-rata omzet Pastalagita mencapai Rp4–5 juta per bulan, dan bisa melonjak tajam saat mengikuti event atau bazar. Meski sempat memiliki kedai, kini Rika lebih fokus pada penjualan keliling dan sistem pre-order. Baginya, bisnis ini bukan hanya soal cuan, tapi juga misi budaya: mengangkat talas sebagai bahan lokal yang bisa dibanggakan.
Baca Juga: Top 5 Film Animasi Pixar Terbaik Versi Pribadi
Impian terbesarnya adalah membuka kafe khusus olahan talas, sekaligus menjadikan Pastalagita sebagai oleh-oleh khas Bogor, sejajar dengan roti unyil dan bolu talas yang sudah lebih dulu populer.
Artikel Terkait
Takjil Favorit di Bogor: Lapis Talas yang Selalu Diburu
Disdukcapil Kota Bogor Luncurkan Loker Beres, Layanan AdmindukĀ Kini Lebih Cepat dan Efisien!
DPRD Bahas Raperda Ekraf, Dorong Pelindungan dan Pengembangan Ekonomi Kreatif di Kota Bogor
DPRD Kota Bogor Rampungkan Pembahasan KUA-PPAS 2026, Seluruh Komisi Sampaikan Catatan Kritis
Toge Goreng Legendaris Bogor: 79 Tahun Menjaga Cita Rasa Otentik