- Demam tinggi (≥37,5°C)
- Batuk kering dan pilek berat
- Sakit kepala dan nyeri otot
- Tenggorokan terasa perih
- Tubuh sangat lemas
- Diare (terutama pada anak-anak)
Jika gejala tidak kunjung membaik dalam 3–5 hari atau disertai sesak napas, segera lakukan pemeriksaan ke dokter. Influenza A bisa berkembang menjadi pneumonia atau bronkitis jika dibiarkan tanpa penanganan.
Baca Juga: Kasus Influenza A Meningkat, Begini Gejala dan Cara Mencegahnya Terutama untuk Anak-anak
Kelompok yang Rentan Terkena Influenza A
Beberapa kelompok memiliki risiko lebih tinggi mengalami komplikasi, di antaranya:
- Pengidap asma, PPOK, atau penyakit paru kronis
- Lansia dan anak kecil
- Penderita obesitas (IMT >30)
- Orang dengan imunitas rendah (misalnya pasien kanker, HIV, atau pascaoperasi)
Mereka disarankan melakukan vaksinasi influenza tahunan dan menjaga gaya hidup sehat untuk mengurangi risiko infeksi berat.
Mengapa Kasusnya Naik Lagi?
Ada beberapa faktor yang menyebabkan lonjakan kasus influenza A di 2025:
- Cuaca tidak menentu dan perubahan suhu ekstrem membuat daya tahan tubuh menurun.
- Kualitas udara buruk di kota besar memperburuk kondisi saluran pernapasan.
- Mobilitas masyarakat meningkat setelah masa pandemi, mempercepat penularan virus.
- Kesadaran vaksinasi rendah, padahal vaksin efektif menurunkan risiko hingga 60%.
Para ahli mengingatkan bahwa flu bukan sekadar penyakit musiman, melainkan ancaman kesehatan serius jika diabaikan.
Baca Juga: Saat Anak Terbaring Lemas Karena Influenza A, Ini yang Perlu Kita Sadari
Cara Membedakan Influenza A dan Flu Biasa
Banyak orang sulit membedakan influenza A dengan flu biasa. Kuncinya ada pada intensitas dan durasi gejala: