Bahasa Jaksel Masuk KBBI, Kok Bisa Ya? Simak Penjelasannya Disini

- Jumat, 8 Juli 2022 | 19:48 WIB
Bahasa Jaksel Masuk KBBI, Kok Bisa Ya? Simak Penjelasannya Disini. (Foto/Pinterest.)
Bahasa Jaksel Masuk KBBI, Kok Bisa Ya? Simak Penjelasannya Disini. (Foto/Pinterest.)

SEWAKTU.COM - Bahasa Jaksel masuk KBBI. Pada beberapa tahun terakhir saja, KBBI telah diisi oleh banyak kosa kata baru seperti kata “pemengaruh”, “tetikus”, “pranala”, “senandika”, dan masih banyak lagi. Hal ini menunjukkan bahwa peradaban manusia secara simultan selalu menciptakan kebaruan di dalam bahasa.

Tanpa disadari, Bahasa Jaksel muncul dengan berbagai kata baru dan pergeseran beberapa arti kata maupun pelafalan dalam kesejarahan. Dan hal ini telah dikaji jauh-jauh hari oleh seorang filsuf bahasa dari Amerika bernama Noam Chomsky

Ia meyakini bahwa bahasa tidak hanya tercipta dari kategorisasi hal-hal empiris yang jumlahnya amat banyak dan tak berkesudahan namun bahasa sesungguhnya juga diciptakan dari daya kreativitas manusia. Simak Bahasa Jaksel masuk KBBI.

Baca Juga: Bahasa Jaksel 2022, Amankah Untuk Perkembangan Anak?

Kreativitas tersebut merupakan kemampuan bawaan yang dimiliki manusia. Chomsky menyebutnya sebagai “struktur dalam” yang ideal. Struktur tersebut membuat kita mengetahui cara kerja gramatika bahasa yang Chomsky sebut sebagai gramatika universal (berlaku bagi semua orang).

Hal ini dapat dilihat pada anak-anak yang selalu akan mempelajari bahasa dari urutan yang sama mulai dari mempelajari bunyi, mempelajari kata, dan terakhir mempelajari kalimat.

Fenomena komunikasi campur kode ala Cinta Laura dan artis lainnya menjadi tren anak muda millenial. Bahkan anak muda di Jakarta Selatan (Jaksel) mengklaim bahwa bahasa campur Indonesia-Inggris sebagai bahasa mereka.

Baca Juga: Bahasa Jaksel, Bahasa Gaul Overrated Anak Tongkrongan Jaksel

Bahasa gaul anak Jaksel ini kemudian menjadi viral di di jagat maya setelah dunggah dalam aplikasi media sosial Tik Tok. Gejala ini dapat mempengaruhi mindset berbahasa anak millenial lain, karena aplikasi Tik Tok sudah menjadi media ekspresi mereka secara masif.

Apakah trend ini dapat menjadi pemicu penguasaan dua bahasa sekaligus dengan mudah? Ataukah justru sebaliknya, dapat menghilangkan karakter ke-Indonesiaan dan rentan memunculkan masalah baru dalam penguasaan bahasa asing.

Baca Juga: Fenomena Bahasa Jaksel, Fenomena Ini Disebut Code Mixing Begini Penjelasannya

Untuk menjelaskan fenomena di atas, mari kita kembali ke platform Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Kemendikbud. Platform-nya adalah “Lestarikan Bahasa Daerah, Utamakan Bahasa Indonesia, dan Kuasai Bahasa Asing”.

Implikasi dari platform lestarikan bahasa daerah adalah agar anak Indonesia tetap memiliki kesantunan kearifan lokal. Utamakan bahasa Indonesia agar anak Indonesia menjunjung tinggi jatidiri bangsa Indonesia. Tapi jangan menutup diri untuk terus berkembang.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ananta Wira Mahmuda

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X