SEWAKTU.com -- Beberapa kisah Nabi Muhammad saat Maulid Nabi seringkali kita dengar dan alangkah baiknya menjadikan tauladan untuk umat muslim.
Cerita Maulid Nabi ini menerangkan ketika Rasulullah SAW melewati usianya yang kedua puluh dan seiring dengan berlalunya waktu, ia sering diajak kerabatnya melakukan perjalanan keluar kota. Akhirnya, tiba saat Nabi Muhammad diminta membawa dagangan orang-orang yang tidak mampu pergi berdagang sendiri.
Kesukessannya dalam menunaikan tugas ini membuahkan banyak penawaran serupa lainnya. Sehingga, ia memperoleh penghasilan yang lebih baik, dan pernikahan menjadi sesuatu yang mungkin dilakukan.
Pada saat itu, pamannya sekaligus pelindungnya, Abu Thalib, memiliki tiga orang putra: yang tertua, Thalib, sebaya dengan Nabi Muhammad, Aqil, berusia sekitar tiga belas atau empat belas tahun, dan Jafar, masih berusia empat tahun.
Nabi Muhammad sangat tertarik dengan anak-anak dan ia suka bermain dengan mereka. Terutama sekali, Ia menyayangi Jafar yang tampan dan cerdas.
Jafar pun membalas kasih sayang dari sepupunya itu dengan kesetiaan yang tak kunjung pudar. Abu Thalib juga memiliki beberapa putri. Diantara mereka ada yang telah mencapai usia nikah.
Namanya adalah Fakhitah, namun kemudian ia dipanggil dengan Umm Hani dan senantiasa dikenal dengan nama itu. Rasa cinta tumbuh antara dia dan Nabi Muhammad. Kemudian, Muhammad memohon kepada pamannya agar diizinkan menikahi putrinya.
Namun, Abu Thalib memiliki rencana lain. Hubayrah, putra saudara ibu Abu Thalib yang berasal dari Bani Makhzum, juga telah melamar Umm Hani. Hubayrah bukan saja seorang pria yang kaya raya, tetapi juga seorang penyair yang berbakat, seperti halnya Abu Thalib sendiri.
Baca Juga: Provinsi Jawa Barat Juara PON XX Papua 2021, Ridwan Kamil Siapkan Bonus Uang
Terlebih lagi, kekuasaan Bani Makhzum di Mekah meningkat seiring dengan semakin merosotya kekuasaan Bani Hasyim. Kepada Hubyarah Abu Thalib menikahkan putrinya, Umm Hani. Ketika keponakannya kembali mendekatinya dengan lembut, Abu Thalib hanya menjawab.
Mereka telah menyerahkan putri mereka untuk kita kawini tak dirgukan, ia merujuk ke ibunya sendiri maka seorang pria yang baik haruslah membalas kebaikan mereka.
Jawaban itu sebenarnya tidak memuaskan, tetapi Muhammad menerima pernyataan pamanya tersebut. Dengan sopan,ramah, dan lapang dada, ia mengakui bahwa dirinya belum siap untuk menikah. Itulah yang diputuskan untuk dirinya. ( Martin Lings, 2018)
Baca Juga: Apple Hapus Aplikasi Al Quran di App Store, Kenapa?
Artikel Terkait
Setelah Kasusnya Viral, Polisi Akhirnya Bakal Periksa Rachel Vennya Pekan Depan
Siap-siap! Lisa BLACKPINK Bakal Jadi Duta Pariwisata di Negara Gajah Putih
Apple Hapus Aplikasi Al Quran di App Store, Kenapa?
Provinsi Jawa Barat Juara PON XX Papua 2021, Ridwan Kamil Siapkan Bonus Uang
11 Siswa MTs Harapan Baru Tewas Tenggelam di Sungai Cileuer Ciamis, Begini 8 Tips Susur Sungai yang Aman