Seorang perempuan berusia 60 tahun melaporkan mendengar suara tembakan keras, kemudian mendengar tangisan perempuan yang kesusahan, memberi tahu warga bahwa anak-anak mereka terluka dan memohon pertolongan.
“Suara ini berlanjut sekitar 10 hingga 15 menit, tetapi tidak ada dari kami yang keluar karena hari sudah sangat larut dan saya tahu ini adalah rekaman dari pesawat,” katanya.
Intimidasi psikologis ini diperkuat dengan serangan militer yang brutal dari tentara Israel, termasuk tembakan mesin dari helikopter, tank, dan quadcopter, serta serangan udara dan artileri.
Serangan tersebut dilakukan secara acak, intensif, dan berkelanjutan di berbagai wilayah kamp Nuseirat, mengakibatkan banyak korban sipil, termasuk perempuan dan anak-anak.
Tentara Israel secara sistematis menargetkan siapa pun yang terlihat di jalan-jalan kamp Nuseirat atau mencoba melihat ke luar jendela rumah mereka, serta warga sipil yang mencoba meninggalkan tempat penampungan atau menyelidiki situasi di sekitar mereka.
Intensitas operasi pengeboman dan penembakan meningkat sepanjang malam, dengan sasaran langsung ke pemukiman penduduk, target sipil seperti sekolah dan masjid yang menjadi tempat penampungan pengungsi, serta masyarakat sipil dengan niat untuk menyebabkan korban jiwa dan luka-luka.***
Artikel Terkait
7 Bulan Hilang usai Suarakan Keadilan untuk Palestina, Akun Instagram Taqy Malik Kembali Aktif
Salurkan Suara Solidaritas Palestina, Aktris Emma Watson Tuai Kecaman Sekaligus Pujian
Berikut Isi Percakapan Via Telepon Presiden Palestina dan Presiden Palestina
Viral! Muncul Poster Open Recruitment Jihad ke Palestina oleh Front Jihad Islam, Ada 7 Persyaratan Ketat
Israel Tingkatkan Hubungan Dengan Arab Saudi, Tidak Termasuk Palestina