“Edukasi di keluarga, lingkungan sekolah yang responsif, serta partisipasi masyarakat adalah pilar penting dalam menciptakan lingkungan yang aman untuk anak-anak,” jelasnya.
Sementara itu, Evie Dewi Susantiany, narasumber lain, menyoroti pentingnya komunikasi positif dalam keluarga.
Ia menyarankan penerapan musyawarah, empati, dan penghindaran disiplin berbasis kekerasan sebagai langkah pencegahan.
“Perempuan korban kekerasan perlu segera melapor ke lembaga anti-KDRT, mencari dukungan keluarga, dan berkonsultasi dengan ahli jika masalah telah memengaruhi kesehatan mental. Sedangkan untuk anak korban, penting untuk memvalidasi emosi mereka dan memberikan pendidikan berbasis nilai-nilai moral,” ujar Evie.
Seminar ini diharapkan dapat menjadi awal dari kolaborasi yang lebih kuat antara pemerintah, komunitas, dan masyarakat dalam mencegah tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kota Bandung.***
Artikel Terkait
Jelang Nataru, Pj Sekda Kota Bandung Ajak Semua Pihak Siaga Peduli Sampah untuk Cegah Banjir
Pemkot Bandung Raih Apresiasi atas Capaian Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik
DBD Meningkat di Musim Hujan, Dinkes Bandung Imbau Warga Tingkatkan Kewaspadaan
Tren Angka Kemiskinan Menurun, Pemkot Bandung Targetkan 2,74 Persen di Tahun 2029
Jelang Nataru, TPID Kota Bandung Antisipasi Kenaikan Harga Komoditas Hingga Cuaca Ekstrem
Pemkot Bandung Apresiasi Kelancaran Pilkada Serentak 2024, Bukti Warga Bandung Dewasa dalam Berpolitik