Dosen Unissula Diduga Pukul Dokter Anestesi di RSI Sultan Agung, IDI Turun Tangan

- Senin, 8 September 2025 | 19:49 WIB
Suasana di RSI Sultan Agung Semarang usai insiden dugaan penganiayaan terhadap tenaga kesehatan. Kasus ini memicu keprihatinan dan menjadi sorotan publik. (Foto/Instagram - Dinaskegelapan_Kotasemarang)
Suasana di RSI Sultan Agung Semarang usai insiden dugaan penganiayaan terhadap tenaga kesehatan. Kasus ini memicu keprihatinan dan menjadi sorotan publik. (Foto/Instagram - Dinaskegelapan_Kotasemarang)

SEWAKTU.com - Media sosial digemparkan oleh insiden dugaan penganiayaan terhadap tenaga kesehatan di Rumah Sakit Islam (RSI) Sultan Agung, Semarang, Jawa Tengah. Peristiwa ini melibatkan seorang dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) yang disebut memukul seorang dokter anestesi saat proses persalinan sedang berlangsung.

Informasi ini pertama kali ramai diperbincangkan setelah diunggah oleh akun Instagram @Dinaskegelapan_Kotasemarang pada Senin (8/9/2025). Dalam unggahan tersebut terlihat suasana tegang di ruang bersalin, bahkan pintu ruang bersalin dilaporkan sempat ditendang hingga mengalami kerusakan. Unggahan video yang beredar juga memperlihatkan seorang pria berteriak dan memaki tenaga kesehatan di lokasi. Kejadian ini membuat bidan yang bertugas ketakutan saat menangani pasien.

Pihak Unissula melalui Wakil Rektor II, Dedi Rusdi, menyampaikan bahwa pihak kampus telah menindaklanjuti kejadian ini. Menurutnya, manajemen universitas dan rumah sakit sudah melakukan pertemuan untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Hasilnya, semua pihak yang terlibat dikabarkan telah saling memaafkan dan menyepakati penyelesaian damai. Kejadian ini sendiri terjadi pada Jumat siang, 5 September 2025.

Baca Juga: Keluarga Pasien Minta Maaf, RSUD Sekayu Pastikan Proses Hukum Kasus Pemaksaan Buka Masker Dokter Tetap Berjalan

Meski persoalan internal disebut sudah selesai, perhatian publik tetap mengarah pada perlindungan tenaga kesehatan. Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Tengah, dr. Telogo Wismo, menilai kasus ini menjadi alarm serius atas meningkatnya ancaman terhadap tenaga medis yang sedang bertugas. Ia menegaskan bahwa IDI siap mendampingi dokter maupun bidan yang terlibat jika persoalan ini berlanjut ke jalur hukum.

Menurut Telogo, insiden semacam ini seharusnya tidak terjadi, mengingat rumah sakit merupakan tempat masyarakat mencari pertolongan. Kekerasan atau ancaman terhadap dokter dan tenaga medis hanya akan membuat mereka bekerja dengan rasa cemas, yang pada akhirnya dapat memengaruhi kualitas layanan kesehatan. IDI Jawa Tengah pun telah menurunkan tim bantuan hukum untuk mempelajari kasus ini lebih lanjut.

Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga ketenangan dan kerja sama saat berada di rumah sakit, terutama pada situasi darurat seperti persalinan. Telogo menegaskan, pihaknya akan terus mengawal kasus ini agar kejadian serupa tidak terulang dan para tenaga kesehatan merasa aman saat melaksanakan tugas mereka.

 Baca Juga: Indonesia Darurat Judi Online, Dokter Lahargo Kembaren Tegaskan Kecanduan Judi Setara Gangguan Jiwa Berat

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Candra Cahya

Tags

Artikel Terkait

Terkini

KPK Gelar OTT di Banten, 9 Orang Langsung Diamankan

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:42 WIB
X