“Apakah saya benar-benar tahu cerita di balik video ini?”
“Apakah komentar saya akan menambah empati, atau justru melukai?”
Baca Juga: Cinta Tak Mengenal Batas, Kisah Tarman dan Shela di Pacitan Viral di Medsos
Dunia Cepat, Empati Lambat
Kasus Tarman dan Shela bukan sekadar berita ringan. Ini adalah cermin tentang siapa kita sebagai masyarakat digital cepat bereaksi, lambat memahami.
Media sosial memberi kebebasan bersuara, tapi juga tanggung jawab moral untuk menimbang setiap kata.
Cinta mungkin tak mengenal usia, tapi opini publik sering kali tak mengenal batas. Dan di situlah tantangan terbesar kita hari ini, menjaga empati di tengah hiruk-pikuk layar.***
Artikel Terkait
Kisah Dina Oktaviani dan Wajah Gelap Relasi Kuasa di Tempat Kerja
Belajar dari Kasus Dina Oktaviani: Saat Rasa Percaya Jadi Senjata Paling Berbahaya
Pemkab Bogor Pastikan Puskesmas Citeureup Segera Diperbaiki Pascakebakaran, Sekda Ajat: Masyarakat Tetap Harus Dilayani
Dua Koridor Biskita Transpakuan Kembali Beroperasi, Dedie Rachim: Transportasi Layak untuk Warga Bogor
Mewakili Kabupaten Bekasi, RSUD Cabangbungin Raih Juara Nasional di Ajang Seva Paramahita Award 2025
Kabupaten Bekasi Masuk Daftar Wilayah Program PSEL Nasional, Ade Kunang Pastikan Persiapan Mulai Tahun Depan