SEWAKTU.com - Dalam rangka memperkuat sistem kesehatan nasional, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menetapkan enam pilar transformasi kesehatan.
Pilar-pilar ini mencakup transformasi layanan kesehatan primer, layanan kesehatan rujukan, sistem ketahanan kesehatan, sistem pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia (SDM) kesehatan, serta transformasi teknologi kesehatan.
Di antara pilar-pilar tersebut, transformasi layanan kesehatan primer menjadi sorotan utama dalam upaya peningkatan aktivitas promotif dan preventif untuk menciptakan masyarakat yang lebih sehat.
Implementasi layanan kesehatan primer mencakup empat fokus utama: edukasi masyarakat, pencegahan primer, pencegahan sekunder, serta peningkatan kapasitas dan kapabilitas layanan primer.
Salah satu upaya konkritnya adalah melalui penguatan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), terutama dalam menangani isu krusial seperti stunting.
Di Kota Bogor, transformasi layanan kesehatan primer sudah diterapkan di 25 Puskesmas dan 31 Puskesmas Pembantu, serta melibatkan 983 Posyandu dengan dukungan 7.791 kader kesehatan.
Posyandu memainkan peran penting dalam memberikan layanan kesehatan terpadu yang mencakup seluruh siklus kehidupan, mulai dari ibu hamil, bayi, balita, hingga lansia.
Posyandu dan Peran Sentral dalam Penanggulangan Stunting
Stunting, yang merupakan masalah pertumbuhan akibat kekurangan gizi kronis, menjadi tantangan serius yang mengancam kualitas SDM Indonesia.
Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, prevalensi stunting di Kota Bogor mencapai 18,2%, mengalami sedikit penurunan dari 18,7% pada tahun sebelumnya. Pemerintah menargetkan penurunan angka stunting menjadi 14% pada tahun 2024.
Posyandu di Kota Bogor secara aktif melaksanakan program pencegahan dan penanganan stunting melalui berbagai kegiatan rutin.