Ia menjelaskan bahwa gelombang perlawanan terhadap Jokowi yang muncul di Jakarta dapat menyebar ke Jawa Tengah dan Jawa Timur.
"Isu seputar oligarki sangat menguat," pungkasnya.
Baca Juga: Daftar Oleh-oleh Prabowo dari Lawatan ke 6 Negara Selama Dua Pekan
Elektabilitas pasangan Pramono Anung-Rano Karno terus meningkat. Juru bicara mereka, Aris, mengungkapkan bahwa lonjakan elektabilitas hingga mencapai 49 persen dipengaruhi oleh bersatunya pendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Anies Baswedan, yang dikenal sebagai "Anak Abah."
"Tak bisa disangkal, efek penyatuan Anak Abah pendukung Mas Anies dan Ahokers yang mendukung Pram-Doel terasa sangat nyata di lapangan. Hal ini juga dibuktikan oleh survei yang mencatat elektabilitas Mas Pram-Bang Doel kini berada di angka 49 persen," Sabtu (23/11/2024).
Survei tersebut dilakukan oleh Alvara Research Center pada periode 17-22 November 2024. Hasil simulasi pemungutan suara menggunakan kertas suara menunjukkan bahwa elektabilitas Pramono Anung-Rano Karno mencapai 49 persen, sementara pasangan Ridwan Kamil-Suswono memperoleh 44,5 persen.
Pasangan cagub dan cawagub nomor urut 2, Dharma Pongrekun-Kun Wardhana, tertinggal jauh dengan elektabilitas hanya 1,9 persen. Sementara itu, responden yang belum menentukan pilihan berjumlah 4,6 persen.
Baca Juga: NATO dan Ukraina Gelar Rapat Darurat di Brussel: Respon terhadap Penggunaan Rudal Hypersonic Rusia
Menurut Aris, survei ini dirilis setelah Anies Baswedan secara resmi menyatakan dukungannya kepada Pramono-Rano pada Jumat, 15 November 2024.
"Dukungan dari Mas Anies jelas memperkuat posisi Mas Pram-Bang Doel, yang kini sudah mencapai angka 49 persen. Secara teoritis, mereka hanya membutuhkan tambahan 1 persen lagi untuk memenangkan Pilkada dalam satu putaran,"
Ia juga menjelaskan bahwa sebelum mendapatkan dukungan dari Anies, elektabilitas pasangan Pramono-Rano sudah berada di angka 42 persen. Dengan merapatnya Anies, Aris yakin elektabilitas mereka akan terus mengalami kenaikan yang signifikan. ***
(Raihan Saesar Ramadhan)