SEWAKTU.com -- Ketegangan di Timur Tengah kembali memanas setelah Iran menyatakan kesiapan untuk membalas serangan militer Israel pada 26 Oktober lalu yang menargetkan situs-situs militer negara tersebut.
Ali Larijani, ajudan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, mengungkapkan bahwa pejabat militer Iran kini sedang menyusun strategi untuk merespons agresi tersebut.
Dalam serangan udara Israel tersebut, tiga sistem rudal S-300 yang sebelumnya dipasok oleh Rusia dilaporkan telah dilumpuhkan, meninggalkan Iran dalam posisi defensif yang signifikan.
Baca Juga: Pakar Politik Menyamakan Jokowi dengan Pembunuh Berdarah Dingin, Ini Sebabnya
Larijani menyebut serangan itu sebagai tindakan provokatif yang tak akan dibiarkan tanpa tanggapan. “Iran memiliki kemampuan untuk merespons dengan cara yang tidak akan diduga oleh musuh," ujarnya.
Pernyataan Larijani muncul di tengah tuduhan baru terhadap Iran atas pembunuhan seorang rabi asal Israel-Moldova di Uni Emirat Arab. Jasad rabi yang juga merupakan mantan tentara Israel itu ditemukan setelah ia dilaporkan diculik.
Meski Israel menuding Teheran berada di balik insiden tersebut, Iran secara tegas membantah keterlibatan apa pun.
Baca Juga: Pemkab Bogor Raih Dua Penghargaan Bergengsi untuk Sistem Informasi Industri Nasional SIINas
Lebih lanjut, Larijani menuduh Amerika Serikat berada di balik operasi-operasi Israel di kawasan Timur Tengah, termasuk serangan terhadap Iran.
"Israel bergantung pada dukungan logistik dan strategis dari Amerika Serikat dalam setiap operasinya, dengan sejumlah besar sumber daya dan pesawat AS yang beroperasi di wilayah tersebut," katanya.
Sementara itu, para pejabat Israel dan Amerika Serikat mengklaim bahwa operasi pada 26 Oktober berhasil mengganggu kemampuan pertahanan udara Iran, khususnya dengan melumpuhkan sistem rudal S-300 yang krusial bagi pertahanan Iran.
Baca Juga: Pemkab Bogor Digitalisasikan Data Stunting Agar Lebih Akurat
Namun, Teheran bersikukuh bahwa pihaknya memiliki strategi alternatif untuk menjaga keamanan nasional dan mempertahankan posisi di kawasan.
Situasi ini semakin memperburuk ketegangan yang sudah lama terjadi antara Iran dan Israel, dengan kedua belah pihak saling menuduh melakukan provokasi.
Dengan retorika yang semakin tajam, kawasan Timur Tengah berada di bawah bayang-bayang konflik yang berpotensi eskalasi lebih jauh. Dunia kini menunggu langkah selanjutnya dari Iran dan Israel, serta peran Amerika Serikat dalam dinamika yang memanas ini.
(Muhammad Fikri Hudzaifi)