news

Kisah Dina Oktaviani dan Wajah Gelap Relasi Kuasa di Tempat Kerja

Kamis, 9 Oktober 2025 | 16:36 WIB
Arus Sungai Citarum tempat jasad Dina ditemukan, kini menjadi simbol duka dan refleksi sosial tentang kepercayaan dan kekuasaan.

SEWAKTU.com – Di balik derasnya arus Sungai Citarum yang membelah Karawang, sebuah tragedi manusia mencuat ke permukaan.

Nama Dina Oktaviani (21) kini bukan sekadar korban pembunuhan, tapi simbol tentang bagaimana kepercayaan bisa berubah menjadi senjata mematikan ketika jatuh ke tangan yang salah.

Kematian Dina mengundang pertanyaan besar, bagaimana seorang atasan bisa tega menghabisi nyawa bawahannya sendiri? Dan mengapa banyak kasus serupa berulang antara kepercayaan, manipulasi, dan kekuasaan?

Baca Juga: Misteri Kematian Dina Oktaviani, Pelaku Ternyata Atasannya Sendiri, Gunakan Modus Orang Pintar Sebagai Jebakan

Kepercayaan yang Salah Tempat

Di usia muda, Dina hanyalah gadis biasa yang bekerja di minimarket. Ia dikenal rajin, sopan, dan mudah percaya. Ketika hatinya patah karena urusan asmara, ia mencari telinga yang mau mendengar.

Sayangnya, sosok yang ia percayai bukan penyembuh luka, melainkan pencipta luka baru. Herianto (27), atasannya di tempat kerja, memanfaatkan posisi dan kedekatan emosional itu untuk menjeratnya.

Inilah wajah lain dari kekerasan yang sering tak disadari, manipulasi emosional dan kejahatan yang tumbuh dari relasi kuasa.

Dalam kondisi rentan, seseorang bisa begitu mudah diperdaya oleh otoritas yang tampak 'menolong'.

Ketika Spiritualitas Dijadikan Topeng

Herianto menipu korban dengan dalih 'bantuan spiritual'. Ia mengaku bisa membantu menyembuhkan perasaan Dina lewat ritual.

Dina datang dengan harapan, bukan kecurigaan. Tapi niat jahat sudah disiapkan sejak awal. Ia dibunuh di rumah pelaku di Cibatu, Purwakarta, lalu jasadnya dibuang ke Sungai Citarum.

Satu malam yang penuh tipu daya mengakhiri hidup seorang gadis yang hanya ingin tenang.

Kasus ini menunjukkan betapa mudahnya label spiritual dan kepercayaan lokal disalahgunakan. Dalam masyarakat yang masih percaya pada “orang pintar” atau “ritual pengobatan”, celah penyalahgunaan selalu terbuka.

Halaman:

Tags

Terkini

KPK Gelar OTT di Banten, 9 Orang Langsung Diamankan

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:42 WIB