SEWAKTU.com - Kota Hong Kong kembali diselimuti kabut duka setelah kebakaran dahsyat di Tai Po pada 26 November 2025 menelan puluhan korban jiwa.
Di tengah suasana berkabung itu, MAMA Awards 2025 yang dijadwalkan digelar dua hari kemudian memasuki situasi serba dilematis.
Tragedi di kompleks apartemen Wang Fuk Court bukan sekadar insiden lokal. Besarnya jumlah korban, cepatnya penyebaran api, dan kepadatan area membuat peristiwa ini menjadi sorotan dunia.
Hingga 28 November 2025, otoritas Hong Kong mencatat 94 korban meninggal dan 76 lainnya terluka, termasuk belasan petugas yang berjuang memadamkan api.
Dengan jarak kejadian yang relatif dekat dari lokasi MAMA Awards, muncul tanda tanya besar: Apakah acara berskala internasional itu akan dibatalkan?
Baca Juga: Kebakaran Hong Kong Tewaskan 94 Orang, Red Carpet MAMA Awards 2025 Dibatalkan
Menurut laporan Soompi (28/11/2025), lokasi tragedi di Tai Po berada sekitar 20 kilometer dari venue MAMA Awards di Kai Tak Sports Park.
Secara teknis, acara masih dianggap aman untuk dijalankan. Namun secara emosional, Hong Kong sedang memasuki masa paling kelam dalam beberapa dekade.
Sementara itu, Korea JoongAng Daily (27/11/2025) menyebut bahwa pembatalan total pada tahap akhir persiapan adalah langkah ekstrem yang sulit dilakukan.
Produksi panggung, sistem siaran, ratusan kru, hingga kontrak artis internasional sudah terikat sejak lama.
Kondisi ini menempatkan penyelenggara pada posisi rumit: menghormati duka publik, tetapi juga harus mempertimbangkan konsekuensi dari menghentikan acara.
Untuk meredam spekulasi, CJ ENM akhirnya merilis pernyataan resmi pada malam 27 November. Isi pernyataan tersebut menunjukkan perubahan besar dalam pendekatan mereka.
MAMA Awards 2025:
- Menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga korban.
- Menyatakan bahwa acara akan disesuaikan untuk menghadirkan penghiburan, bukan euforia semata.
- Menambahkan pesan khusus “Dukung Hong Kong” dalam rangkaian acara.
- Akan menyalurkan donasi bagi korban terdampak.
- Menyusun ulang komposisi panggung dan alur acara agar lebih reflektif dan minim unsur “kemegahan berlebihan”.
Baca Juga: Cuaca Ekstrem dan Kerusakan Lingkungan Picu Banjir Sumatera? Pakar ITB Jelaskan Begini