SEWAKTU.com - Ketika laporan demi laporan masuk, satu pola mulai terlihat: kasus dugaan penipuan Wedding Organizer By Ayu Puspita bukanlah insiden kecil atau miskomunikasi biasa.
Data terbaru menunjukkan 300 korban, kerugian menembus Rp26 miliar, dan dugaan skema operasional yang bertahun-tahun berjalan tanpa terdeteksi.
Redaksi menelusuri kembali cerita para korban dan pola kerja WO ini untuk memahami bagaimana ratusan pasangan bisa tertipu dalam skala sebesar ini.
Baca Juga: Drama WO Ayu Puspita Terbongkar, 300 Korban dan Kerugian Puluhan Miliar
Lonjakan Korban: Dari Puluhan, Ratusan, Kini 300 Orang Terverifikasi
Pada awal kasus mencuat, dugaan korban disebut berada di angka puluhan. Seiring informasi menyebar, jumlah itu melonjak menjadi 230, lalu kembali naik menjadi 300 orang setelah diverifikasi oleh komunitas korban.
"Total kerugian sekarang Rp 26 miliar,” ujar Meizia, salah satu korban yang melakukan pendataan internal bersama puluhan klien lain dalam grup koordinasi.
Data ini bukan angka prediksi melainkan daftar dengan bukti pembayaran dari para korban.
Grup WhatsApp awal yang digunakan korban untuk koordinasi mencapai 700 anggota, tetapi penyelidikan internal mengungkap bahwa banyak akun tidak memiliki hubungan langsung dengan kasus:
- vendor,
- akun luar,
- pihak yang hanya sekadar ingin tahu,
- bahkan akun anonim.
"Kita bersihin. Grup baru hanya untuk yang bisa nunjukkin nota,” kata Meizia.
Dari proses verifikasi ketat itulah muncul angka 300 korban teridentifikasi.
Baca Juga: 300 Korban Penipuan WO Ayu Puspita, Kerugian Tembus Rp26 Miliar
Melacak Kronologi: 8 Acara dalam Sehari, Tanpa Vendor yang Hadir
Data lapangan menunjukkan kejanggalan mencolok. Pada hari menjelang pernikahan Meizia, WO Ayu Puspita dijadwalkan menangani delapan acara dalam satu hari—angka yang tidak wajar bagi WO kelas menengah.