Cerita PSK Rajin Mengaji Dan Minta Doa Agar Pelanggannya Banyak

- Senin, 15 November 2021 | 07:58 WIB
Ilustrasi: PSK menerima bayaran dari pelanggannya. (Dok The Asie Parent)
Ilustrasi: PSK menerima bayaran dari pelanggannya. (Dok The Asie Parent)

"Saya berdoa semoga Gusti Allah memberikan banyak pelanggan sehingga saya bisa segera meninggalkan profesi saya".

Baca Juga: Ustaz Hilmi Firdausi Anggap Permendikbud 30 Legalkan Zina, Lihat Isinya

Dan masih banyak hal-hal yang lain yang membuat saya gelisah.

Lalu saya merenung. Jika saya berhenti, berarti saya gagal sebagai psikolog. Mengapa? Dulu, saya ingin menjadi pisikolog untuk menolong diri saya sendiri dan orang-orang yang butuh pendampingan psikologis.

Tak mungkin saya membuat plang yang bertuliskan "hanya menerima orang suci tanpa dosa yang rajin ibadah dan tidak pernah berzinah".

Kegelisahan ini membuat saya terdorong untuk memahami lebih jauh apa yang ada di dalam pikiran para pelacur.

Salah satu caranya adalah dengan berinteraksi dengan para mantan pelacur. Kok mantan? Ya, karena yang tinggal di desa itu rata-rata adalah para mantan. Yang muda umumnya tidak ada di sana. Mereka kembali sesekali saja. Ini pun ceritanya berbeda lagi yang mungkin bisa saya ceritakan lain kali.

Kehidupan bersama mereka di desa memang membawa saya pada dunia yang berbeda. Di bulan pertama saya mulai terbiasa dengan obrolan obrolan vulgar seputar alat kelamin & hubungan seksual. Termasuk masalah pakaian. Ternyata ada juga penjual pakaian dalam yang didatangkan dari kota dijual dengan kredit.

Dari sana lah saya tahu banyak tentang berbagai jenis pakaian dalam yang seksi.

Apakah anak anak ada di tengah obrolan kami?

Ya tentu saja. Mereka seperti sudah terbiasa akibat proses sosialisasi yang cukup lama. Saya malah sering mereka tertawakan karena respon 'kaget' saya.

Kembali pada isi pikiran para pelacur saya ingin sampaikan satu cerita yang membuat diri saya mengambang seketika.

Saya bertanya, "Mbak, mengapa harus melakukan 'itu'?"

Dia menjelaskan, "Mbak, tidak ada satupun dari kami yang mau melakukan itu. Ini pekerjaan sulit dan resikonya tinggi. Bisa sakit kelamin, bawa penyakit".

"Lalu mengapa mbak lakukan juga?", saya bertanya balik.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ridwan Alfathan

Tags

Artikel Terkait

Terkini

KPK Gelar OTT di Banten, 9 Orang Langsung Diamankan

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:42 WIB
X