Ada 3 Kriteria Dalam Mengenal Gempa Bumi yang Menyebabkan Tsunami, Kira-Kira Apa Aja Ya?

Hal ini dikarenakan titik pusat gempa yang dekat dengan permukaan tanah menghasilkan pelepasan energi yang kuat. Gempa bumi dangkal yang terjadi di laut umumnya disebabkan oleh aktivitas zona subduksi dangkal.

Selain menyebabkan kerusakan, gempa bumi dangkal di laut juga sangat berpotensi berbahaya karena dapat memicu tsunami. Dengan kata lain, apabila gempa laut memiliki magnitudo 7,0 tetapi kedalamannya lebih dari 100 km, maka tidak akan menyebabkan terjadinya tsunami.

Baca Juga: Bagaimana Penampilan Boneka Cuaca Teru Teru Bozu dalam Budaya Jepang? Baca di Sini

3. Gempa dengan Deformasi Vertikal

Sebagai catatan, deformasi merujuk pada perubahan posisi, bentuk, dan dimensi suatu objek. Deformasi yang terjadi pada gempa bumi tektonik umumnya terbagi menjadi tiga jenis, yaitu horizontal, vertikal, dan diagonal.

Gempa bumi tektonik yang menyebabkan tsunami biasanya terjadi akibat deformasi vertikal. Gempa dengan deformasi vertikal ini melibatkan pola gerakan sesar naik dan sesar turun, teman-teman.

Penurunan permukaan tanah yang terjadi tergantung pada jarak dan intensitas aktivitas sesar tersebut. Berikut adalah beberapa contoh tsunami besar yang terjadi sebagai akibat dari gempa besar di berbagai belahan dunia:

- Tsunami di Pantai Pasifik Utara, Jepang, yang dipicu oleh gempa bumi dengan magnitudo 9 SR pada tahun 2011.

- Tsunami di Aceh, Indonesia, yang disebabkan oleh gempa bumi dengan magnitudo 9,1 SR pada tahun 2004.

- Tsunami di Lisbon, Portugal, yang terjadi setelah gempa bumi dengan magnitudo 8,5 SR pada tahun 1755.

- Tsunami di Nankaido, Jepang, yang disebabkan oleh gempa bumi dengan magnitudo 8,4 SR pada tahun 1707.

Demikianlah beberapa contoh yang menunjukkan ciri-ciri atau karakteristik suatu gempa bumi yang dapat menyebabkan terjadinya tsunami.***