Penyebab Perceraian yang Utama Ternyata Bukan Karena Selingkuh, Berikut Alasannya

- Kamis, 20 Februari 2025 | 21:42 WIB

3. Kurangnya Rasa Saling Menghargai

Dalam pernikahan, rasa dihargai dan dihormati sangatlah penting. Jika salah satu pasangan merasa tidak dihargai atau tidak didukung dalam kehidupannya, perasaan kecewa bisa berkembang menjadi kebencian.

Banyak pasangan yang akhirnya bercerai karena mereka merasa:

- Usaha dan pengorbanan mereka tidak dihargai oleh pasangan.

- Selalu disalahkan dan dikritik tanpa diberikan apresiasi.

- Ditinggalkan secara emosional, bahkan ketika masih tinggal bersama.

Ketika hubungan sudah kehilangan rasa saling menghormati, konflik kecil pun bisa berubah menjadi perdebatan besar yang sulit diselesaikan.

4. Perbedaan Nilai dan Tujuan Hidup

Ketika menikah, pasangan sering kali merasa bahwa mereka memiliki kesamaan visi dan tujuan. Namun, seiring waktu, banyak pasangan yang menyadari bahwa mereka memiliki perbedaan nilai, prinsip, atau tujuan hidup yang mendasar.

Beberapa contoh perbedaan yang bisa menyebabkan perceraian adalah:

- Perbedaan dalam pola asuh anak (misalnya, satu pasangan ingin anaknya dididik dengan disiplin ketat, sementara yang lain lebih santai).

- Perbedaan keyakinan atau pandangan agama yang mulai mempengaruhi hubungan.

- Ambisi dan karier yang bertolak belakang, misalnya salah satu pasangan ingin mengejar karier di luar negeri, sementara yang lain ingin menetap di kampung halaman.

- Perbedaan gaya hidup, seperti satu pasangan suka bersosialisasi dan yang lain lebih suka menghabiskan waktu sendiri.

Ketika pasangan tidak bisa menemukan jalan tengah atas perbedaan ini, perceraian sering kali menjadi pilihan terakhir.

5. Ketidakseimbangan dalam Peran dan Tanggung Jawab

Dalam banyak pernikahan, salah satu pihak sering kali merasa terbebani dengan tanggung jawab yang lebih besar dibandingkan pasangan mereka. Ketika satu pihak merasa bekerja terlalu keras tanpa mendapatkan dukungan, rasa frustasi bisa menumpuk dan akhirnya menyebabkan perpecahan.

Beberapa contoh ketidakseimbangan dalam peran dan tanggung jawab yang sering terjadi:

- Satu pasangan mengurus semua pekerjaan rumah tangga, sementara yang lain tidak mau membantu.

- Beban finansial yang hanya dipikul oleh satu pasangan, sementara yang lain tidak berusaha berkontribusi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ayu Ningsih

Tags

Terkini

X