SEWAKTU.com - Gempa bumi fenomena alam yang menggetarkan dan mengguncang permukaan bumi, menjadi salah satu peristiwa geologis yang menarik perhatian dan mendalam dalam studi sains bumi.
Ketika terjadi gempa bumi besar, peringatan tsunami seringkali juga mengikuti kejadian tersebut. Tsunami merupakan serangkaian gelombang ombak raksasa yang timbul akibat pergeseran di dasar laut.
Berbagai faktor dapat menjadi penyebabnya, mulai dari gempa bumi tektonik, letusan gunung berapi di laut, hingga dampak dari meteor jatuh. Walaupun gempa bumi dapat menjadi penyebab tsunami, tidak semua gempa bumi memiliki potensi untuk menimbulkan tsunami.
Baca Juga: Fakta Atau Mitos? Ternyata Ini Cara yang Ampuh Untuk Mengusir Laron yang Ada di Dalam Rumah
Sebagai contoh, jenis gempa tersebut harus disebabkan oleh aktivitas tektonik untuk dapat memicu terjadinya tsunami.
1. Kekuatannya Lebih dari 7,0 Skala Magnitudo
Magnitudo adalah ukuran yang mengindikasikan seberapa besar energi seismik yang dilepaskan oleh sumber gempa. Nilai magnitudo gempa umumnya tetap sama, meskipun diukur dari lokasi yang berbeda.
Skala Richter adalah skala yang umumnya digunakan untuk menunjukkan magnitudo suatu gempa. Untuk memicu terjadinya tsunami, magnitudo dari gempa bumi harus melebihi angka 7,0.
Hal ini disebabkan karena hanya dengan kekuatan sebesar ini atau lebih tinggi, gempa bumi dapat menghasilkan gelombang air laut yang mencapai daratan.
2. Berpusat di Laut dengan Kedalaman
Kedalaman gempa bumi dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori: dangkal, menengah, dan dalam. Gempa bumi dangkal terjadi pada titik pusatnya yang berada dekat dengan permukaan tanah.
Gempa bumi menengah, di sisi lain, memiliki titik pusat antara kedalaman 60 hingga 300 km di bawah permukaan bumi.
Sedangkan, gempa bumi dalam memiliki titik pusat yang berada lebih dari 300 km di bawah permukaan bumi. Dari ketiga jenis gempa berdasarkan kedalamannya, gempa dangkal dianggap paling merusak.