Dalam periode itu, masyarakat disarankan untuk menjaga daya tahan tubuh, memperbanyak minum air putih, dan menghindari aktivitas berat di bawah sinar matahari langsung.
Selain itu, BMKG juga mengingatkan bahwa minimnya awan bisa memengaruhi tingkat kelembapan udara.
Kondisi ini membuat kulit terasa lebih kering dan udara lebih “pengap”. Bagi petani dan pekerja lapangan, hal ini bisa menjadi tantangan tambahan karena risiko dehidrasi meningkat.
Di sisi lain, cuaca cerah sebenarnya membawa dampak positif juga aktivitas penerbangan dan pelayaran relatif lebih aman karena jarak pandang meningkat.
Namun, tetap diperlukan kewaspadaan terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan di wilayah rawan.
Fenomena pergeseran posisi matahari ini menjadi pengingat bahwa bumi selalu bergerak dalam siklusnya sendiri. Perubahan kecil dalam posisi matahari saja dapat mengubah kenyamanan hidup manusia di permukaan bumi.
“Fenomena ini bukanlah bencana, tapi bagian dari keseimbangan alam. Yang penting, kita tahu cara beradaptasi,” tandasnya.***