SEWAKTU.com - Bagi sebagian orang, mempersiapkan pernikahan adalah proses panjang yang penuh detail dan harapan. Namun kenyataan pahit harus dialami ratusan korban dugaan penipuan wedding organizer (WO) Ayu Puspita.
Dana besar yang dikumpulkan dengan susah payah untuk membangun sebuah momen sakral justru raib tanpa hasil.
Kasus ini menyita perhatian publik karena bukan hanya menyangkut jumlah korban yang besar, tetapi juga nilai kerugian yang ditaksir mencapai puluhan miliar rupiah.
Banyak calon pengantin yang terpaksa menunda acara, mengganti rencana secara mendadak, bahkan ada yang mengalami kerugian total setelah layanan WO tidak terlaksana.
Pihak kepolisian telah menahan Ayu Puspita bersama seorang tersangka berinisial D di Polres Metro Jakarta Utara.
Baca Juga: Tips Hindari Penipuan Wedding Organizer setelah Kasus Ayu Puspita yang Viral di Medsos
Sementara itu, tiga tersangka lainnya sedang dalam penanganan Polda Metro Jaya. Proses hukum sedang berjalan, tetapi luka emosional dan finansial para korban tentu tidak bisa pulih begitu saja.
Kasus ini menjadi pengingat bahwa memilih wedding organizer bukan hanya tentang estetika dan harga. Ada hal yang jauh lebih penting yaitu konfirmasi, verifikasi, dan kontrol risiko.
Bagaimana Penipuan Wedding Organizer Bisa Terjadi?
Kasus seperti ini sering terjadi karena tiga faktor utama:
1. Kepercayaan Tinggi pada Vendor yang Tampak Meyakinkan
Banyak calon pengantin percaya pada penampilan profesional vendor tanpa melakukan penelusuran mendalam.
2. Harga Paket yang Terlihat Sangat Menguntungkan
Paket “all-in” yang jauh lebih murah dibanding vendor lain sering kali menjadi jebakan.