lifestyle

Gangguan Mental OCD, Kenali Gejala Awal OCD yang Menunjukan Perilaku Kompulsif

Senin, 19 September 2022 | 13:46 WIB
Illustrasi Gangguan Mental OCD, Kenali Gejala Awal OCD yang Menunjukan Perilaku Kompulsif.

Gejala OCD bisa datang dan pergi, mereda seiring berjalannya waktu, atau bahkan menjadi lebih buruk. Pengidap bisa mencegah munculnya gejala dengan menghindari kondisi yang dapat memicu munculnya obsesi. Namun, ada pula yang memilih mengonsumsi minuman beralkohol atau obat penenang untuk mengurangi gejalanya.

Sebagian besar orang dewasa yang memiliki OCD menyadari bahwa perilaku mereka tidak masuk akal. Namun, tak sedikit pula orang dewasa dan anak yang tidak menyadari hal ini. Biasanya, gejala OCD pada anak-anak bisa dikenali dengan mudah oleh orangtua dan guru.

Diagnosis OCD

Pemeriksaan fisik dilakukan untuk menguatkan diagnosis OCD. Selain itu, pemeriksaan fisik juga dilakukan untuk membantu menghilangkan kemungkinan masalah kesehatan lainnya sekaligus memeriksa potensi komplikasi.

Selanjutnya, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan laboratorium penunjang, seperti perhitungan darah lengkap, pemeriksaan fungsi tiroid, dan skrining alkohol serta konsumsi obat.

Selain itu, evaluasi psikologis termasuk membahas perasaan, pikiran, gejala, dan pola perilaku juga dapat dilakukan. Diagnosis OCD mengacu pada Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5) yang dirilis oleh American Psychiatric Association.

Pengobatan OCD

Sayangnya, OCD menjadi masalah kesehatan mental yang tidak dapat disembuhkan. Meski demikian, pengidap bisa mengurangi gejala yang dapat mengganggu aktivitas dengan menjalani beberapa perawatan.

Pengobatan OCD terdiri dari konsumsi obat-obatan, menjalani psikoterapi, atau kombinasi antara keduanya. Meskipun sebagian besar pengidap OCD membaik setelah mendapatkan penanganan, beberapa lainnya terus mengalami gejala.

Terkadang, orang dengan OCD juga memiliki masalah kesehatan mental lainnya, seperti gangguan kecemasan, depresi, dan gangguan dismorfik tubuh (gangguan ketika seseorang memiliki anggapan yang keliru bahwa ada bagian tubuh mereka yang tidak normal). Jadi, sangat penting untuk melihat potensi adanya gangguan lain tersebut ketika menentukan pilihan perawatan.

SRI dan SSRIs merupakan dua jenis obat yang banyak dipakai untuk membantu mengurangi gejala OCD. Selain itu, obat lain yang terbukti efektif mengatasi OCD pada orang dewasa dan anak-anak adalah antidepresan trisiklik. Obat ini termasuk dalam kelas yang lebih tua dari “tricyclic” antidepresan, dan beberapa obat SSRI yang lebih baru. Apabila gejala tidak membaik setelah menggunakan jenis obat tersebut, dokter akan meresepkan obat antipsikotik.

Baca Juga: 14 Fakta Psikologi Jarang Diketahui Orang, Fakta Mana yang Ada di Kalian?

Selain konsumsi obat, psikoterapi juga diyakini cukup efektif untuk mengatasi OCD pada orang dewasa dan anak-anak. Jenis psikoterapi tertentu, termasuk terapi perilaku kognitif (CBT) dan terapi lainnya (misalnya, pelatihan pembalikan kebiasaan) memberikan efek yang sama baiknya dengan konsumsi obat untuk beberapa pengidap OCD.

Selain itu, tipe CBT yang disebut Exposure and Response Prevention (EX/RP) memberikan hasil yang efektif dalam mengurangi frekuensi munculnya perilaku kompulsif dalam OCD. Bahkan, efek ini juga terlihat pada orang yang tidak merespons obat SRI dengan baik.

Bagi sebagian pengidap, EX/RP menjadi pilihan alternatif pengobatan tambahan ketika konsumsi obat SRI atau SSRI tidak mampu mengatasi gejala OCD dengan efektif.

Halaman:

Tags

Terkini