Kesehatan Mental Menurut WHO, 70 Persen Orang Menderita Gangguan Kesehatan Mental di Seluruh Dunia

- Senin, 19 September 2022 | 12:01 WIB
Illustrasi Kesehatan Mental Menurut WHO, 70 Persen Orang  Menderita Gangguan Kesehatan Mental di Seluruh Dunia.
Illustrasi Kesehatan Mental Menurut WHO, 70 Persen Orang Menderita Gangguan Kesehatan Mental di Seluruh Dunia.

SEWAKTU.com - Berikut kesehatan mental menurut WHO. Beberapa gangguan mental yang mungkin dialami seseorang antara lain gangguan kecemasan, gangguan bipolar, depresi, gangguan stres pascatrauma (PTSD), skizofrenia dan gangguan makan.

Pada saat yang sama, menurut Organisasi Kesehatan Dunia, orang dengan penyakit mental meninggal terutama karena penyakit fisik yang dapat dicegah. Pelecehan seksual masa kanak-kanak dan korban bullying adalah penyebab utama depresi. Ini dia kesehatan mental menurut WHO.

"Kebanyakan orang dengan gangguan mental tidak memiliki akses ke perawatan yang efektif. Banyak orang juga mengalami stigma, diskriminasi dan pelanggaran HAM," tulis WHO di laman resminya. Simak kesehatan mental menurut WHO.

Baca Juga: Tes Psikologi: Silahkan Cek Bentuk Kuku Jari Tengah Anda, Kebahagiaan di Masa Depan Akan Terlihat

WHO menyampaikan sebelum Covid-19 melanda, hanya sebagian kecil orang yang membutuhkan bantuan, memiliki akses ke perawatan kesehatan mental yang efektif, terjangkau, dan berkualitas.

Misalnya saja, menurut WHO, data menunjukkan lebih dari 70 persen orang yang menderita gangguan kesehatan mental psikosis di seluruh dunia, tidak mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan.

Oleh sebab itu, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mendesak negara-negara di dunia untuk segera mengatasi kondisi ini dengan memperbaiki sistem pelayanan kesehatan mental.

Baca Juga: Psikologi Tentang Emosi, Begini Menurut Teori Para Ahli

“Hubungan tak terpisahkan antara kesehatan mental dan kesehatan masyarakat, hak asasi manusia, dan pembangunan sosial ekonomi mengartikan bahwa mengubah kebijakan dan praktik dalam kesehatan mental dapat memberikan manfaat nyata dan substantif bagi individu, komunitas, dan negara di mana pun," ujarnya dikutip dari laman resmi PBB..

WHO soroti kesenjangan layanan kesehatan WHO juga menyoroti adanya kesenjangan antara negara kaya dan miskin terkait akses yang tidak setara ke perawatan kesehatan.  Sebab, tujuh dari 10 orang dengan psikosis di negara-negara berpenghasilan tinggi dapat menerima perawatan. 

Sedangkan di negara-negara berpenghasilan rendah, hanya 12 persen pasien psikosis yang bisa menerima perawatan kesehatan. Situasi ini dinilai lebih buruk pada kasus depresi. Hanya sepertiga orang yang menderita depresi, menerima bantuan perawatan kesehatan mental secara formal.

Baca Juga: 14 Fakta Psikologi Jarang Diketahui Orang, Fakta Mana yang Ada di Kalian?

Mereka menggarisbawahi, meskipun negara-negara berpenghasilan tinggi menawarkan pengobatan untuk 23 persen kasus depresi, angkanya hanya mencapai 3 persen di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah.

Tedros menekankan dunia harus mengubah sikap, tindakan, dan pendekatan untuk mempromosikan serta melindungi orang dengan gangguan kesehatan mental. Kemudian, kemudahan akses untuk merawat mereka yang membutuhkan perlu menjadi prioritas.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ananta Wira Mahmuda

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X