SEWAKTU.com - Ini dia kunci kebahagiaan dalam keseharian. Selama lebih dari dua dekade, gerakan psikologi positif telah menginspirasi komunitas peneliti dengan ilmu kebahagiaan dan pengembangan potensi manusia.
Mereka berpendapat bahwa psikolog harus mempelajari tidak hanya penyakit mental, tetapi apa yang membuat hidup berharga. Lantas, apa saja kunci kebahagiaan dalam keseharian?
Martin Seligman, bapak psikologi positif, menggambarkan kebahagiaan sebagai pengalaman merasakan emosi positif, seperti kegembiraan, kegembiraan, dan kepuasan, serta rasa makna dan tujuan hidup yang mendalam. Simak kunci kebahagiaan dalam keseharian.
Baca Juga: 5 Psikologi Menangis Saat Tidur, Apa Sebenarnya Penyebab Menangis Saat Tidur Ini?
Ini menyiratkan sebuah pemikiran positif di masa kini dan sifat optimis saat menyongsong masa depan.
Lebih penting lagi, para peneliti mengatakan bahwa kebahagiaan bukanlah sifat yang stabil, melainkan sesuatu yang fleksibel dan bisa kita perjuangkan. Bekerja keras untuk mencapai kebahagiaan memang harus dilakukan. Namun, memaksakan diri untuk selalu hidup bahagia, sangat tidak realistis.
Penelitian terbaru menunjukkan, fleksibilitas psikologis kita menjadi kunci kebahagiaan dan kesejahteraan diri.
Sebagai contoh, terbuka pada pengalaman emosional dan kemampuan untuk mentolerir ketidaknyamanan akan membuat hidup menjadi lebih kaya dan bermakna.
Beberapa studi menunjukkan bahwa cara kita merespons situasi buruk yang terjadi dalam hidup, memiliki pengaruh besar pada kebahagiaan. Merasa stres, sedih, dan cemas saat ini, bukan berarti kita tidak bisa bahagia di masa mendatang.
Baca Juga: 5 Fakta Psikologi Menangis, Saat Kata-kata Tak Mampu Menggambarkan Emosi Air Mata yang Berbicara
Dua jalan menuju kebahagiaan
Secara filosofis, ada dua jalan yang ditempuh untuk merasa bahagia, yakni hedonistik dan eudaimonik.
Menurut hedonis, untuk bahagia, kita harus merasakan kesenangan maksimal dan menghindari rasa sakit. Dilakukan dengan cara memuaskan nafsu dan keinginan diri sendiri. Namun, biasanya bertahan sebentar.
Sebaliknya, eudamonik memiliki pemikiran jangka panjang. Mereka berpendapat, jika ingin bahagia, kita harus hidup sebaik-baiknya. Kita harus mencari makna dan tujuan hidup melalui kebaikan, keadilan, kejujuran dan keberanian.