SEWAKTU.COM - Komoh adalah kuliner khas Bali yang terbuat dari daging mentah dicincang halus, diberi bumbu, lalu diseduh dengan air panas. Air seduhan daging cincang tersebut lalu diisi dengan darah segar, diisi garam secukup.
Untuk mengkonsumsi Kuliner khas bali Komoh harus menggunakan cawan atau mangkok kuah, dengan cara disiup (minum langsung dari mangkok). Kalau dahulu menggunakan mangkok kau (batok kelapa).
Kalau melihat bentuknya yang cair dan berwarna merah, maka kuliner khas Bali Komoh adalah simbolisasi dari darah. Sesuai dengan tradisi bhairawa yang berkembang di tanah Bali seperti yang terdapat di dalam patung bhairawa di Pura Kebo Edan dimana patung tersebut membawa mangkuk darah.
Baca Juga: 8 Kuliner Bali Terkenal, Kuliner Khas Bali Tak Kalah dalam Menarik Perhatian Wisatawan
Ini artinya bahwa praktek penggunaan darah sangat lekat dalam ritual Bhairawa Kuno. Dengan meminum darah, sebagai persembahan kepada Bhairawa untuk mendapatkan anugrah kekuatan dari Dewa Pujaan penganut Bhairawa yakni Dewi Sakti atau Dewi Durga.
Praktek ini masih berkembang sampai sekarang namun dalam bentuk olahan yakni berupa Komoh. Komoh adalah daging mentah yang dicincang halus kemudian diambil airnya, dicampur dengan darah, sehingga kelihatannya merah cair.
Kemudian untuk aroma diberikan bumbu yang sangat keras seperti rempah-rempah dan merica serta rasa yang pedas. Sehingga kalau diamati, seseorang yang makan Komoh, persisi seperti Sang Kala Bhairawa yang sedang meminum darah.
Baca Juga: Rekomendasi 5 Kuliner Bali Terenak, Selalu Mempunyai Tempat Tersendiri di Hati Wisatawan
Apalagi dilengkapi dengan olahan lainnya seperti lawar yang notabene adalah daging, dan kuah ares yang dilengkapi dengan balung sebagai simbolisasi daging dan tulang belulang.
Ditambahlan dengan rasanya yang pedas dan aroma yang khas, maka akan menambah sensasi dari penikmatnya serta menambah sensasi para pemuja Bhairawa.
Dengan Komoh, tersebut diharapkan mendapatkan kekuatan secara jasmani, serta mendapatkan kekuatan rohani dan sudah tentu mendapatkan kewisesan karena telah mempersembahkan darah kepada Sang Bhairawa sebagai sumber kekuatan atau kesaktian.
Dalam aspek sosial, mebat atau ngelawar, atau lawar memiliki makna yang dalam ketika menjalai kehidupan bersama di dunai ini. Bagaikan lawar, terdiri dari berbagai macam komponen, bahan, bumbu, daging, dll.
Baca Juga: 10 Kuliner Bali Terbaru 2022, Selalu Mempunyai Tempat di Hati Para Wisatawan
Ini sebagai simbolisasi dari kenakeragaman sifat, bentuk, karakter manusia dalam masyarakat. Semua bahan diolah, dipadukan sesuai dengan porsi masing-masing, sehingga menjadi suatu adonan yang memiliki aroma sedap serat rasa yang enak, dan menyehatkan, serta menimbulkan gairah atau semangat.
Bahan-bahan dalam lawar tersebut menyatu saling melengkapi, saling mengisi sehingga menjadi suatu adonan yang sempurna.
Artikel Terkait
Kuliner Bali Legendaris Ayam Betutu, Belum ke Bali Kalau Belum Coba Ayam Betutu
Kuliner Bali Terkenal, Mengenal Lebih Dekat Lawar
Kuliner Bali Nasi Jinggo, Nasi Kucingnya Bali? Berikut Penjelasannya
Kuliner Bali Sate Lilit, Hidangan yang Sering Disajikan Saat Upacara Adat
Kuliner Bali Nasi Bali, Nasi Campur Khas Bali dengan Lauk Beragam