Fakta Psikologi Susah Move On, Begini Menirit Penelitian Binghamton University New York

- Sabtu, 17 September 2022 | 15:09 WIB
Illustrasi Fakta Psikologi Susah Move On, Begini Menirit Penelitian Binghamton University New York.
Illustrasi Fakta Psikologi Susah Move On, Begini Menirit Penelitian Binghamton University New York.

Setelah putus dari pasangannya, perempuan akan merenungkan semua kenangan yang ia lewati dalam hubungan tersebut. Dilansir dari Huffington Post di saat itulah muncul pikiran-pikiran negatif mengenai dirinya sendiri. Mereka mulai menyalahkan diri karena tidak bisa membahagiakan pasangannya.

Jangan salah, mayoritas laki-laki juga memiliki pemikiran yang sama. Akan tetapi mereka cenderung lebih baik dalam meredamnya.

5. Sering kali perempuan adalah pihak yang memutuskan hubungan

Walaupun perempuan merasa lebih sakit, pada kenyataannya merekalah pihak yang pada umumnya memutuskan hubungan. Dilansir dari Bustle, riset menunjukkan bahwa 70 persen kasus perceraian diinisiasi oleh perempuan. Alasannya adalah perempuan adalah pihak yang lebih banyak dirugikan daripada laki-laki sehingga mereka memutuskan hubungan tersebut.

Baca Juga: 5 Fakta Psikologi Tentang Wanita, Wanita Adalah Makhluk yang Sulit Ditebak

6. Sebenarnya perempuan pulih dengan lebih baik dari putus cinta

Walaupun membutuhkan waktu yang lama, perempuan bisa memulihkan diri dengan lebih baik daripada laki-laki. Ini karena mereka menghabiskan waktu untuk introspeksi diri dan lebih selektif dalam memilih pasangan selanjutnya.

Sedangkan pada laki-laki, mereka cenderung mengesampingkan perasaan dan berusaha untuk meredamnya. Ini membuat mereka lebih menderita walaupun sudah menemukan pasangan baru.

7. Mengenang rasa sakit dari putus cinta bisa membantumu untuk move on

Menurut penelitian dari Social Psychological and Personality Science, sebenarnya mengenang rasa sakit dari putus cinta bisa membantu kita untuk move on. Rasa sakit tersebut bisa mengingatkan kita untuk tidak lagi mengulangi hubungan yang serupa, belajar dari pengalaman, dan menerimanya. Ketika diri kita sudah menerimanya, itulah saat di mana kita siap untuk memulai lembaran baru.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ananta Wira Mahmuda

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X