SEWAKTU.com - Berikut istilah Psikologi tentang rindu. Perasaan ngidam atau ngidam sering muncul ketika seseorang berada pada jarak yang jauh dari orang lain. Meskipun kebanyakan orang berpikir bahwa kehadiran ngidam adalah hal yang wajar, menekan ngidam sebenarnya bisa berdampak pada kesehatan mental.
Pasalnya, menurut sebuah laporan di Scientific American, jauh dari orang yang dicintai dapat menyebabkan peningkatan kecemasan, gejala depresi dan gangguan tidur. Lantas, apa saja istilah Psikologi tentang rindu?
Laporan tersebut juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Yerkes National Primate Research Center. Pada penelitian tersebut, seekor tikus jantan sengaja dipisahkan dari pasangannya. Seiring berjalannya waktu, tikus jantan yang terpisah dengan betinanya menunjukkan perilaku depresi. Lalu, seperti apa istilah Psikologi tentang rindu?
Namun, sebenarnya apa penjelasan ilmiah terkait rasa rindu yang tak tersampaikan berdampak pada kesehatan mental? Yuk simak istilah Psikologi tentang rindu di sini!
Baca Juga: Cara Mengatasi Kesedihan Menurut Psikologi, Jangan Habiskan Waktu dan Energi Hanya Untuk Bersedih
Penjelasan Ilmiah Terkait Fenomena Rindu
Jauh dari orang tersayang dapat membuat tubuh mengalami respon fisik yang setara dengan gejala penarikan obat. Itulah alasan mengapa saat tikus yang berpasangan dipisahkan menunjukkan perilaku depresi.
Sebab, ketika hewan monogami seperti tikus yang kawin dan hidup bersama dengan pasangannya, pada tubuhnya akan terjadi peningkatan kadar vasopresin dan oksitosin yang mendorong keterikatan emosional.
Kondisi tersebut dapat mengaktifkan area otak yang terkait dengan penghargaan. Oleh sebab itu, tikus-tikus yang dijadikan sebagai subjek penelitian dapat mengalami reaksi fisik yang serupa dengan gejala ‘sakau’ obat, ketika berada jauh dari pasangannya.
Sementara itu, penelitian yang dilakukan oleh Lisa Diamond, seorang psikolog dari University of Utah, menunjukkan adanya reaksi fisik ketika seorang manusia jauh dari pasangannya. Riset tersebut dilakukan dengan memisahkan pasangan yang terlibat dalam penelitian selama empat hingga tujuh hari.
Hasilnya, terjadi reaksi fisik yang membuat salah satu pasangan tersebut mengalami gangguan tidur dan kesulitan dalam mengontrol emosi. Selain itu, penelitian juga menunjukkan adanya peningkatan rasa cemas, kadar stres dan kortisol.
Tak hanya itu, rasa ketidaknyamanan fisik juga muncul selama para peserta penelitian berada jauh dari pasangannya. Namun, beberapa hal tentu dapat dilakukan guna mengatasi rasa rindu tersebut meski tak dapat bertemu, antara lain:
Lebih Sering Bersosialisasi
Artikel Terkait
10 Psikologi Menangis Tanpa Sebab, Apakah Kalian Pernah Atau Suka Menangis Tanpa Sebab?
8 Fakta Psikologi Orang Mudah Menangis, Menangis Bukan Berarti Lemah Lho!
Ciri Suami Selingkuh Menurut Psikologi, Mendapati Ciri Ini Pada Suami Anda?
Alasan Suami Selingkuh Menurut Psikologi, Apakah Kurangnya Kepuasan Emosional Dalam Pernikahan?
Tanda Suami Selingkuh Menurut Psikologi, Para Istri Harus Curiga Bila Melihat Tanda Ini!