Memelihara Anjing dalam Islam Menurut Imam Al Ghazali, Ternyata Boleh, Tetapi Ada Syarat dan Resikonya

SEWAKTU.com -- Selain Kucing, anjing adalah hewan peliharaan yang lazim di Indonesia. Keberadaannya mampu menjadi teman baik manusia, khususnya pecinta hewan.

Karakteristiknya yang lucu dan menggemaskan juga sering membuat hati meleleh. Selain itu, sifatnya yang setia membuat hubungan anjing dan manusia menjadi lebih dekat.

Dalam Islam, anjing adalah salah satu hewan yang boleh dipelihara, tetapi terdapat beberapa syarat dan resiko yang harus Kamu terima apabila memelihara hewan lucu satu ini.

Berikut adalah syarat dan resiko memelihara anjing dalam islam menurut Imam Al Ghazali.

Baca Juga: Kisah Sedih Mochi Si Anjing Pintar di Semarang, Temukan Majikannya yang Jadi Korban Mutilasi

1. Rumah Tidak Akan Dikunjungi Malaikat

Rasulullah SAW bersabda:

. اأأْص ِىِّ اُ °ى°ى°ُ.

Artinya: Ini adalah riwayat dari Abu Talha al-Ansari yang berkata: Saya mendengar Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Tidaklah malaikat memasuki rumah dengan anjing (dikembangbiakkan) dan patung (disembah).” [HR Bukhari dan Muslim].

Pandangan Imam Al Ghazali

Kebanyakan ulama mengetahui hadits Zahir di atas. Menurut makna harfiah dari hadits yang dikutip dari situs NU.or.id, malaikat tidak masuk ke rumah yang penghuninya memelihara anjing.

Namun Imam Al Ghazali meyakini makna lain dapat dipahami dari hadis tersebut. Sebuah rumah berarti lebih dari sekedar ruang fisik, katanya.

Rumah bisa berarti ruang batin atau ruang spiritual. Demikian juga, anjing tidak selalu dianggap secara harfiah sebagai hewan peliharaan.

Baca Juga: Menag Yaqut Tidak Bandingkan Suara Adzan dengan Gonggongan Anjing, Ini Penjelasannya