Tidak dapat dipungkiri bahwa kehidupan agama, termasuk Islam, sangat dikendalikan di Korea Utara.
Prinsip dasar pemerintahan yang didasarkan pada ideologi Juche, bersama dengan kepemimpinan otoriter Kim Jong Un, membatasi praktik keagamaan di negara tersebut.
Meskipun terdapat komunitas muslim yang melaksanakan ibadah di masjid Arrahman, jumlah umat Islam di Korea Utara relatif kecil, dengan perkiraan sekitar 3.000 jiwa atau kurang dari 0,1% dari total jumlah penduduk negara tersebut.
Dalam hal perayaan Ramadan, umat Islam di Korea Utara menghadapi tantangan serupa dengan umat Islam di negara-negara lain yang berada di wilayah lintang tinggi.
Waktu berpuasa dan berbuka puasa di Korea hampir tidak ada perbedaan dengan negara-negara lain di kawasan tersebut.
Dengan segala keterbatasan dan tantangan yang dihadapi, jelas bahwa menjadi seorang muslim di Korea Utara bukanlah perkara yang mudah.
Keberadaan komunitas muslim yang kecil tetap mempertahankan identitas dan praktik keagamaannya di tengah lingkungan yang sangat tertutup dan terbatas.
Dalam kesimpulan, kehidupan muslim di Korea Utara merupakan cerminan dari kompleksitas politik dan sosial di negara tersebut.
Ada tantangan besar dalam menjalankan praktik keagamaan, komunitas muslim di Korea Utara tetap berusaha mempertahankan identitas dan keyakinannya.
Dengan harapan bahwa di masa depan, lebih banyak cahaya terang akan mengarahkan jalan bagi keberagaman agama di negara tersebut.
Artikel Terkait
ALASAN BJ HABIBIE Melepas TIMOR LESTE Apa? Terungkap Sejarah 1975
Mengungkap Sejarah Penanggalan Hijriah yang Wajib Diketahui Umat Islam
Sejarah Hadirnya Lailatul Qadar, Malam Penuh Kemuliaan Dibulan Ramadhan
Patut Diketahui! Begini Sejarah Perkembangan Islam di Benua Afrika
Kapal Turis Melintas Gunung Berapi, Mendadak BOOM! Sejarah Letusan Gunung Aktif Terbesar di Dunia