Soimah dan keluarga lantas menghubungi pihak forensik dan rumah sakit untuk melakukan otopsi. Namun, setelah didesak, pihak Gontor 1 yang mengantar jenazah anaknya akhirnya mengakui bahwa Albar adalah korban kekerasan.
”Saya tidak bisa membendung rasa penyesalan karena telah menitipkan anak saya di sebuah pondok pesantren yang notabene nomor satu di Indonesia,” paparnya.
Pengakuan itu akhirnya membuat Soimah membatalkan rencana otopsi. Dia lalu menulis surat terbuka di media sosial karena ingin bertemu dengan pengasuh Gontor 1 serta para pelaku beserta keluarganya. Dia ingin mengetahui secara pasti kronologi meninggalnya Albar.
Namun, sampai Rabu (31/8), belum ada kabar atau balasan dari surat terbuka tersebut.
”Saya tidak ingin perjuangan anak saya sia-sia. Jangan lagi ada korban-korban kekerasan, bukan hanya di Gontor, tetapi di pondok lainnya,” katanya.***
Artikel Terkait
Selebgram Shannon Wong Juga Pacar Athalla Unggah Video Dicekik Ayahnya, Ngaku Mendapat Kekerasan sejak 1 SD
Beri Sindiran Monohok Terkait Bentrokan di Desa Wadas, Sudjiwo Tejo: Kekerasan Itu Hoaks
Polri Tegaskan Tak Ada Tindak Kekerasan Aparat kepada Warga Desa Wadas Purworejo
Bantah Lakukan Kekerasan di Desa Wadas, Polri Pastikan Pengamanan Sesuai SOP
Dituding Lakukan Kekerasan Terhadap Fans, Kanye West Terancam Dipidana