lifestyle

Bahasa Jaksel yang Selalu Ramai di Twitter, Apa Sebenarnya yang Membuatnya Booming? Simak Penjelasannya

Senin, 11 Juli 2022 | 12:10 WIB
Bahasa Jaksel yang Selalu Ramai di Twitter, Apa Sebenarnya yang Membuatnya Booming? Simak Penjelasannya (Foto/Twitter.)

SEWAKTU.COM - Akhir-akhir ini, tren gaya Bahasa Jaksel rupanya tengah menjangkiti media sosial. Di Twitter, tercatat sudah ada ribuan twit yang membahas fenomena bahasa “campur-campur” atau “gado-gado” ala anak Jaksel dengan tagar #anakjaksel.

Akun Twitter @RT_Taufik, berkicau tentang Bahasa Jaksel "kosa kata wajib: which is, confused, efford, literally, efford, attitude #AnakJaksel senior mau nambah?"

Berdasarkan gaya ini, seseorang menggunakan bahasa Indonesia yang bercampur dengan bahasa Inggris dalam percakapannya.

Baca Juga: Tren Bahasa Jaksel, Berikut 20 Istilah yang Sering Muncul dalam Bahasa Jaksel!

Akun Uly Theresia‏ @ulytheresia menuliskan contoh gaya bahasa anak Jaksel. "Aku udah gak se-young dulu lagi. Aku ketemu orang which is lebih muda than me. Aku tuh literally gak nyangka. Jadi kek baru sadar gitu. Kok kek nya aku tetap sama kek dulu gitu. Aku kan jadi confuse gimana gitu. Karna aku tuh masih young, wild, and free. #AnakJaksel"

Dalam ilmu bahasa, pencampuran bahasa seperti ini disebut sebagai campur kode atau code mixing. Berdasarkan definisi linguistik, campur kode (code-mixing) adalah penggunaan satuan bahasa dari satu bahasa ke bahasa lain untuk memperluas gaya bahasa atau ragam bahasa. Yang termasuk di dalamnya adalah pemakaian kata, klausa, idiom, sapaan, dan sebagainya.

Beberapa kalangan mencibir gaya berbahasa anak Jaksel yang dianggap melecehkan bahasa negara dan tak mencerminkan nasionalisme. Salah satu anggapan yang lazim dipakai para ahli bahasa dan pencinta bahasa Indonesia adalah penggunaan bahasa yang campuran ini semacam ini menandakan kusutnya pikiran si penutur bahasa dan ketidakmampuan dalam menyusun kalimat.

Baca Juga: Bahasa Jaksel, Betulkah Dapat Mempengaruhi Kemajuan Akademik Sekolah?

Kepada seorang penutur bahasa "campur-campur", saya pernah bertanya alasannya berbicara seperti itu. Di luar dugaan, tak seperti anggapan bahwa umumnya si penutur bahasa hendak memakai bahasa Inggris supaya keren, dia justru berkata otaknya sulit mencari kosakata yang sepadan atau sesuai untuk kalimat yang sedang disusunnya.

"Kayaknya buat gue lebih gampang aja ngomong atau nulis pake bahasa Inggris, lebih ngalir gitu," ujarnya.

Ivan Lanin, penulis Xenoglosofilia: Kenapa Harus Nginggris?, mengatakan campur kode merupakan gejala yang umum dalam linguistik.

"Tapi kalau hanya sekadar untuk gaya ya enggak bagus juga," ujarnya.

Baca Juga: Tren Bahasa Jaksel, Bahasa Gado-gado yang Merambah Luas

Ivan Lanin, yang kerap berkampanye soal penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar di media sosial, mengatakan campur kode lazim terjadi jika si penutur bahasa menguasai lebih dari satu bahasa.

Halaman:

Tags

Terkini